Jokowi: Demokrasi Bukan Ajang Perang dan Permusuhan

10 Agustus 2018 10:57 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Jokowi dan Ma’ruf Amin usai Mendaftar di KPU.  (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Jokowi dan Ma’ruf Amin usai Mendaftar di KPU. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jokowi - Ma'ruf Amin resmi terdaftar sebagai paslon capres - cawapes di KPU. Usai mendaftar, Jokowi memberikan sambutan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjalankan demokrasi yang damai dalam Pilpres 2019. Jokowi ingin agar masyarakat menyambut Pilpres 2019 dengan penuh kegembiraan.
"Saya ingin mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia agar menjadikan Pemilu 2019 benar-benar menjadi perayaan kegembiraan kita berdemokrasi. Di mana setiap orang penuh riang gembira," ucap Jokowi di gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/8).
Menurut Jokowi, demokrasi bukanlah cara untuk saling bermusuhan. Demokrasi, kata Jokowi, adalah cara masyarakat untuk saling berbagi ide dan gagasan demi kemajuan bangsa.
"Demokrasi bukan perang, bukan pemusuhan. Demokrasi ajang mengadu gagasan, ide, rekam jejak, mengadu prestasi. Jangan sampai karena perbedaan politik kita menjadi bermusuhan," jelasnya.
Ilustrasi demokrasi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demokrasi (Foto: Pixabay)
Jokowi menjelaskan, demokrasi yang tak damai akan merusak persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, Jokowi ingin agar masyarakat Indonesia lebih mengutamakan persatuan dan kesatuaan saat Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai bermusuhan antartetangga, tidak saling meyapa antarkampung, sehingga kita kehilangan tali persaudaraan. Karena aset terbesar bangsa kita adalah persatuan dan kesatuan, perlu kita jaga, perlu kita rawat bersama," pungkasnya.