Jokowi: Guru Terampil Harus Lebih banyak dari Guru Normatif

12 Februari 2019 12:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di acara pembukaan Rembuk Nasional Pendidikam dan Kebudayaan Tahun 2019, Selasa (12/2). Foto: Fachrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di acara pembukaan Rembuk Nasional Pendidikam dan Kebudayaan Tahun 2019, Selasa (12/2). Foto: Fachrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menghadiri peresmian pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019 di Pusdiklat Kemendikbud, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2).
ADVERTISEMENT
Tiba di lokasi sekitar pukul 11.30 WIB, Jokowi disambut sejumlah menteri seperti Mendikbud Muhadjir Efendy dan Mendagri Tjahjo Kumolo. Jokowi kemudian langsung memberikan pidato dalam acara rembuk nasional tersebut.
Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan harapan agar Kemendikbud memperbanyak jumlah guru yang terampil dan di saat bersamaan mengurangi jumlah guru yang normatif.
"SMK kita guru-guru harus di-upgrade, berkaitan dengan kemampuan, skill dalam melatih siswa. Guru yang terampil harus banyak daripada guru normatif," kata Jokowi di lokasi.
Guru normatif yang dimaksud Jokowi misalnya yang berkaitan dengan banyak teori. Sementara itu, guru terampil adalah mereka yang mengajarkan kemampuan atau skill khusus.
Jokowi menilai hal ini penting agar siswa SMK dapat memproduksi berbagai karya.
ADVERTISEMENT
"Guru normatif justru lebih bnyak 65 persen. Yang 35 persen tugas kementerian meng-upgrade agar guru-guru yang bisa melatih dan terampil lebih banyak," ujarnya.
Pengurangan guru normatif, kata Jokowi, adalah guru-guru yang membidangi mata pendidikan seperti pancasila, agama hingga bahasa Indonesia.
Suasana pembukaan Rembuk Nasional Pendidikam dan Kebudayaan Tahun 2019, Selasa (12/2). Foto: Fachrian Saleh/kumparan
"Normatif itu misalnya guru agama, guru Pancasila, guru Bahasa Indonesia. Itu harus lebih sedikit dan lebih banyak guru-guru SMK terampil dan mampu melatih," jelasnya.
Selain itu, Jokowi mengingatkan pentingnya memperkenalkan konsep industri 4.0 kepada para siswa. Menurut dia, akan sulit jika siswa atau guru tidak melek teknologi apalagi dalam mengembangkan industri.
“Kita harus ngerti virtual reality, harus tahu, mulai dikenalkan. Kalau kita bias melompati negara lain, inilah kesempatan kita,” tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT
Dalam agenda ini, Jokowi memukul gong sebagai bentuk peresmian. Setelah itu, Jokowi mengunjungi beberapa stan pameran dalam acara itu.