Jokowi Harusnya Tak Sembarang Bicara Soal Relawan Berani Berantem

6 Agustus 2018 9:29 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pidato sambutan Presiden Jokowi dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul, Bogor (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pidato sambutan Presiden Jokowi dalam rapat umum relawan Jokowi di Sentul, Bogor (Foto: Ricad Saka/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi memberikan pidato kepada para relawannya di SICC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). Di hadapan ribuan pendukungnya, ia meminta para relawan untuk berkampanye secara sehat, santun serta tidak mengobarkan permusuhan ke sesama warga.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hal itu penting dilakukan agar situasi politik menjadi teduh dan tidak penuh gejolak. Namun Jokowi mengatakan para relawan harus berani jika ada yang mengajak berantem. Pernyataannya pun menuai pro kontra dari sejumlah pihak.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai Jokowi sebaiknya menggunakan diksi atau pemilihan kata yang baik, apalagi jelang penutupan pendaftaran Pilpres 2019. Kesalahan Jokowi dikhawatirkan menjadi senjata bagi kubu lawan Jokowi untuk menyerang balik.
"Problemnya sepertinya Pak Presiden kurang memperhatikan diksi atau pilihan kata yang tak terkesan provokatif. Biasanya orang Jawa, politiknya begitu selalu bersayap, di satu sisi disuruh sabar, tapi kalau ada yang colek-colek enggak boleh diam juga, sebenarnya begitu substansinya," kata Adi kepada kumparan, Senin (6/8).
ADVERTISEMENT
"Tapi karena diksinya itu terang, jangan pernah berkelahi, ini dianggap tak sensitif terutama teman-teman yang ingin ganti presiden, bahwa sepertinya petahana ingin memulai peperangan," jelas Adi.
Adi menuturkan, segala hal di tahun politik serba sensitif. Menurutnya siapa pun harus berhati-hati dalam melontarkan ucapan di muka publik termasuk seorang petahana. Ia wajar jika banyak pihak dari kubu di luar Jokowi banyak diserang karena ucapannya tersebut.
"Di tahun politik serba sensitif, siapa pun harus berani menahan diri tidak melontarkan kata-kata provokatif. apalagi kita selama 4 tahun tak pernah menggunakan bahkan mendengar kata porvokatif," kata Adi.
"Saya kira seminggu dua minggu rekaman (pidato) itu akan jadi bahan olok-olokan, kan itu kontraproduktif justru dengan upaya kita yang ingin menciptakan pemilu yang jujur, adil begitu. Khawatirnya oposisi juga menggunakan hal yang sama dan minta dimaklumi," kata Adi.
Peserta rapat umum relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peserta rapat umum relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center (Foto: Ricad Saka/kumparan)
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo meminta para relawan tidak membangun ujaran kebencian, tak membangun permusuhan hingga membangun fitnah. Namun ia menyebut para relawan juga agar tidak takut jika ada pihak yang meminta mereka berkelahi dalam kampanye nanti.
ADVERTISEMENT
"Lakukan kampanye yang simpatik. Tunjukkan diri kita relawan yang bersahabat dengan semua golongan. Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi dalam pidatonya di SICC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8).
Ketum Projo Budi Arie Setiadi menegaskan, seharusnya pernyataan Jokowi saat itu tidak dipelintir dan disalahartikan. Lain dengan Projo, kritik kemudian muncul dari PKS.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, politikus baiknya memiliki adab dalam berpolitik. "Haknya Pak Jokowi menyemangati relawannya. Tapi dalam politik kita ini kan kumpulan orang yang beradab dan politik itu peperangan tanpa pertumpahan darah," ucap Mardani saat dihubungi kumparan, Minggu (5/8).
ADVERTISEMENT