Jokowi: Jangan Ada Lagi Keluarga RI Hancur Akibat Ideologi Terorisme

18 Mei 2018 17:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jelang Buka Bersama di Istana Negara (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jelang Buka Bersama di Istana Negara (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat memberikan sambutan dalam acara buka bersama dengan anggota Kabinet Kerja, pimpinan lembaga tinggi negara, dan ulama, Presiden Joko Widodo menyinggung soal aksi terorisme yang terjadi di Surabaya hingga Sidoarjo. Jokowi mengaku sangat sedih melihat anak-anak dilibatkan dalam aksi teror di beberapa tempat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jokowi menambahkan ideologi para teroris itu sangat kejam dengan mengajak anak-anak terlibat dalam aksi teror. Hal itu dikatakan Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (18/5).
"Yang ingin saya garis bawahi adalah betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang bawa anak-anak dalam aksi-aksi mereka. Artinya ini apa? Artinya ideologi yang kejam ini, ideologi terorisme masuk ke sendi-sendi keluarga kita, ini yang harus hati-hati," kata Jokowi.
"Keluarga yang seharusnya membangun rasa aman anak, memberikan nilai-nilai yang baik, budi pekerti pada anak-anak kita, tapi justru kebalikannya. Hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme. Kita berharap jangan lagi ada keluarga-keluarga Indonesia yang hancur akibat ideologi ini," lanjut dia.
Suasana Jelang Buka Bersama di Istana Negara (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jelang Buka Bersama di Istana Negara (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Jokowi kemudian bercerita saat berkunjung ke Surabaya pasca serangan bom di tiga gereja di sana. Kepala Negara secara jelas melihat jasad-jasad anak-anak yang menjadi bomber hancur.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin bercerita betapa peristiwa kemarin tanpa kita sadari telah membawa anak-anak dalam peristiwa itu. Saya melihat sendiri langsung bagaimana hancurnya tubuh dua orang anak pelaku bom. Tapi menurut saya ini korban juga yang bernama Pamela dan fadillah, umur masih 12 tahun dan 8 tahun," ucap Jokowi.
Tubuh kedua anak itu hanya tersisa bagian pinggang ke atas namun pinggang ke bawah sudah hancur. Jokowi juga menyinggung soal korban anak-anak di lokasi ledakan lainnya.
"Umurnya 8 dan 12 tahun. Di Poltabes Surabaya, korbannya Aisyah masih 8 tahun. Masih lagi yang di rusun Sidoarjo, umurnya masih 10 tahun, Faisal 11 tahun. Anak-anak semuanya, seharunya anak-anak ini masih semang bermain di gang dan masih dalam posisi senang-senangnya sekolah," tuturnya.
ADVERTISEMENT