Jokowi: Jangan Sampai Kita Diaduk-aduk Politikus

12 Januari 2019 14:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya saat menghadiri acara Silatnas di Jiexpo, Kemayoran. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan, Budi Karya saat menghadiri acara Silatnas di Jiexpo, Kemayoran. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo berharap perpecahan tidak terjadi di masyarakat meskipun ada perbedaan pilihan politik. Di depan para pengemudi ojek online di JIExpo Kemayoran, Jokowi juga menyebut perbedaan politik adalah hal yang wajar di era demokrasi.
ADVERTISEMENT
"Sudah jadi takdir kita berbeda-beda dan kita manfaatkan itu sebagai kekuatan, bukan terpecah-pecah karena perbedaan agama, tradisi. Ini akan sangat keliru besar," kata Jokowi di Silaturahmi Nasional Keluarga Besar Pengemudi Online di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1).
"Ini biasanya dimulai dari politik, ada pilihan bupati, wali kota, gubernur, presiden. Karena perbedaan pilihan, kita tidak lagi jadi saudara lagi, bener enggak?" imbuhnya.
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Silatnas di Jiexpo, Kemayoran. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara Silatnas di Jiexpo, Kemayoran. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Ia menyebut, jangan sampai ada masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu tidak benar yang dilontarkan pihak yang tak bertanggungjawab. Khususnya, para politikus di Indonesia.
"Jangan sampai kita diaduk-aduk sama politikus. Hati-hati, negara kita negara besar," ucapnya.
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk menentukan siapa calon pemimpin yang akan dipilih dari berbagai aspek. Tak hanya soal pengalaman, calon tersebut juga harus memiliki prestasi dan rekam jejak yang baik.
ADVERTISEMENT
"Dilihat saja, punya pengalaman atau tidak? Kedua, punya prestasi atau tidak, dilihat. Ketiga, rekam jejaknya seperti apa, dilihat, punya ide apa dilihat, punya gagasan yang baik dilihat, punya program apa dilihat, sudah itu saja," pungkasnya.