news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi: Kritik Harus Berbasis Data, Tidak Asal Bunyi

21 Maret 2018 20:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo di Rapimnas Partai Perindo. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo di Rapimnas Partai Perindo. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menyinggung soal kritik terhadap pemerintahan saat memberikan pidato di rapimnas Perindo, Rabu (21/3) malam. Presiden menekankan kritik boleh disampaikan asal memiliki dasar.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut perbedaan pendapat adalah suatu hal yang biasa dalam demokrasi.
"Demokrasi memang dirancang untuk menampung perbedaan pendapat dan perbedaan pilihan. Tapi perbedaan pilihan jangan sampai mengganggu persaudaraan kita," ujar Jokowi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat.
"Perbedaan pilihan jangan sampai mengganggu persatuan, kerukunan kita sebagai bangsa sebangsa dan setanah air," lanjutnya.
Joko Widodo di Rapimnas Partai Perindo. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo di Rapimnas Partai Perindo. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Presiden menyampaikan bahwa penyampaian kritik penting. Sebab, pemerintah tidak selamanya membuat kebijakan yang benar dan sesuai. "Yang dikritik itu juga penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada saat ini," ujarnya.
"Tapi tolong dibedakan kritik dengan cemooh, kritik dengan fitnah, kritik dengan nyinyir," lanjut Presiden.
Jokowi menekankan kritik harus berbasis data. Selain itu, kritik harusnya bertujuan untuk mencari solusi serta kebijakan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kritik itu harus berbasis data, kritik itu tidak asbun, asal bunyi. Tidak asal bunyi. Mestinya dimaksudkan untuk mencari solusi kritik itu, mestinya dimaksudkan untuk mencari kebijakan yang lebih baik," tuturnya.
Jokowi menekankan bahwa seluruh rakyat Indonesia harus menjunjung tinggi sopan santun dan adat ketimuran. Artinya, tidak boleh ada praktik saling hujat dan penyebearan berita bohong serta kebencian.