Jokowi Menang Pilpres Versi Quick Count, Siapa Capres 2024?

18 April 2019 12:44 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden petahana Joko Widodo saat mencoblos di TPS 008, Gambir, Jakarta, Rabu (17/4). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden petahana Joko Widodo saat mencoblos di TPS 008, Gambir, Jakarta, Rabu (17/4). Foto: Agus Suparto/Presidential Palace
ADVERTISEMENT
Hasil hitung cepat (quick count) telah menempatkan pasangan calon Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Apabila hasil quick count sesuai dengan penghitungan KPU, maka Jokowi akan menjabat lagi di periode kedua. Dengan 2 kali masa jabatan, Jokowi tak bisa maju lagi di Pilpres 2024.
Lantas siapa yang berpeluang maju?
Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, saat ini satu-satunya nama yang berpeluang untuk maju yakni Prabowo Subianto.
Sebab dengan perolehan suara Gerindra di Pileg 2019 yang menempati posisi 2 versi hitung cepat, Prabowo masih memiliki tiket untuk maju. Qodari menilai, apabila ambang batas presiden 20% masih berlaku, Gerindra cukup berkoalisi dengan PKS.
Prabowo subianto di Kertanegara, Rabu (17/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Dia (Prabowo) pemilik partai, Gerindra yang notabene jadi nomor 2. Sehingga kalau aturannya sama 20% dengan PKS sudah cukup. Dan menurut saya hingga saat ini capres paling pasti di 2024 itu namanya Prabowo Subianto," ujar Qodari saat dihubungi, Kamis (18/4).
ADVERTISEMENT
Namun menurut Qodari, ada skenario Prabowo yang bisa jadi memberikan mandat capres untuk calon lain. Nama-nama itu yakni Fadli Zon, Sandiaga Uno, dan Anies Baswedan.
"(Prabowo bisa beri mandat) antara dua nama Fadli Zon, kedua bisa Sandiaga Uno. Kalau bicara kedekatan personal dan sejarah itu Fadli Zon," ucapnya.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat menjadi pembicara pada Seminar Bongkar Karut Marut DPT di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Selasa (26/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Tapi bisa juga dengan Sandi walau per hari ini saya lihat Sandi karena keluar Gerindra statusnya berada di luar. Bukan mustahil ke depan akan diperebutkan PAN dan PKS," lanjut Qodari.
Sementara untuk Anies, lanjut Qodari, tergantung kinerja mantan Mendikbud tersebut di Jakarta. Akan tetapi jika merujuk jejak Jokowi yang terlebih dahulu sebagai Gubernur DKI Jakarta, maka Anies kemungkinan bisa mempunyai peluang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di peresmian Stasiun ASEAN MRT, Jakarta, Rabu (10/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Kalau Anies tergantung elektabilitas ke depan dan basisnya kinerja di Jakarta. Walau berdasar pengalaman Jokowi dan media banyak di Jakarta maka ini peluang untuk Anies. Kalau bicara kepala daerah, kalau ikut jalur Pak Jokowi ya Anies," katanya.
ADVERTISEMENT
Di kubu Jokowi, Qodari menilai akan ada talent scouting untuk mencari nama-nama yang potensial. Namun apabila PDIP ingin mengusung calon internal, nama seperti Prananda Prabowo, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo bisa dimajukan.
Ridwan Kamil di DPP Partai Nasdem Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan
"Kalau dari luar (PDIP) yang memimpin daerah yang strategis ada nama Ridwan Kamil, kemudian Khofifah, termasuk Nurdin Abdullah (Gubernur Sulsel)," katanya.
Adapun nama Komandan Kogasma Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bergantung elektabilitas putra sulung SBY tersebut dalam 5 tahun ke depan.
AHY kunjungi Posko Demokrat di Pesanggrahan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Cuma (AHY) masuk dari pintu mana? Untuk saat ini pintu itu ada 2, kepala daerah atau menteri. (Jadi) kepala daerah sudah gagal, mungkin dari pintu menteri. Apakah Demokrat punya peluang masuk ke kabinet (Jokowi) itu masih tanda tanya," tutupnya.
ADVERTISEMENT