Jokowi Menang, Suharta Jalan Kaki 3 Hari dari Singaraja ke Denpasar

17 Juli 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suharta (kiri) di Kantor Gubernur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suharta (kiri) di Kantor Gubernur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Wajah keriput Made Suharta (69), asal Banjar Tegal, Buleleng, tampak semringah. Rasa puas berhasil berjalan kaki dari Singaraja ke Denpasar selama tiga hari dua malam dengan jarak sekitar lebih 80 km tak bisa disembunyikannya.
ADVERTISEMENT
Apalagi, presiden kebanggaannya, Joko Widodo, menang dalam pertarungan Pilpres 2019 ini.
“Baru ini ada pemimpin yang tanpa pilih kasih. Misalnya Pak Jokowi betul-betul bermasyarakat," kata Made menilai sosok Jokowi, di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (17/7) sore.
Pria pensiunan dari Dinas Kebersihan Singaraja tahun 2006 ini mengaku rela berjalan sejauh itu demi membayar nazar. Nazarnya kala itu adalah jika Jokowi menang, maka ia akan berjalan kaki dari rumahnya di Singaraja ke Kantor Gubernur Bali.
Suharta yang mengenakan kaus dan celana berwarna biru serta bertopi merah tiba di Kantor Gubernur Bali, pukul 16.00 WITA. Ia tampak memanggul tas ransel dengan bendera Merah Putih. Ia ingin menyerahkan surat yang ditujukan ke Jokowi untuk dititipkan ke Gubernur Bali I Wayan Koster.
ADVERTISEMENT
“Saya membawa surat inspirasi untuk Bapak Jokowi yang saya titipkan kepada Bapak Gubernur,” kata bapak empat anak ini.
Nazar ini berawal dari pertarungan pilpres lalu. Begitu Jokowi maju menjadi calon presiden, ia sangat yakin mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan menang. Namun, ia mulai khawatir sejak berita bohong alias hoaks bertebaran di dunia maya.
"Kalau normal saja pasti menang Jokowi. Namun, saya khawatir karena ada hoaks-hoaks itu sebelum pilpres. Kemudian saya berjanji jika menang, saya akan jalan kaki dari Singaraja ke Denpasar," katanya.
Suharta di Kantor Gubernur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Suharta menceritakan, dirinya berangkat dari Singaraja pukul 10.30 WITA, Senin (15/7) lalu. Dengan bekal uang saku sebanyak Rp 3 juta, pakaian ganti dan alat mandi, dia berencana menyusuri rute Singaraja, Bedugul, Mengwi, dan Denpasar.
ADVERTISEMENT
Ia berangkat tanpa pamit kepada istri. Sebab, takut tak diberi izin. Motor bututnya diinapkan di terminal Sangket, Singaraja. Lalu dia memulai perjalanannya.
"Saya titipkan sepeda motor di Sangket dengan alasan biar tak ada yang tahu. Kalau istri tahu pasti tidak akan diperbolehkan. Tapi saya yakin mampu. Baru di jalan saya dikontak dan mulai curiga, tapi kemudian didukung terus dan kini dimonitor," kata dia.
Setelah melalui beberapa desa, rupanya hari telah malam. Lalu kakek yang memiliki 11 cucu ini menginap di Pos Polisi di wilayah Pancasari, Buleleng. Pagi harinya, ia kembali melanjutkan perjalanan.
Petani pembibit bunga kamboja ini mengaku tak memiliki kesulitan atau keluhan selama dalam perjalanan. Bahkan, sejumlah warga sempat memberikan bekal gratis. Ini setelah dia bercerita tentang nazarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan keadaan sehat walafiat, di malam kedua, ia menginap di rumah kerabatnya di Mengwi, Badung. Paginya, ia kembali melanjutkan perjalanan ke Denpasar hingga pukul 16.00 WITA.
Sayangnya, ia tak sempat bertemu dengan Gubernur Koster. Sebab, Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini tengah berada di Singaraja menghadiri acara keluarga.
Sukarta pun diterima oleh Sekda Bali Dewa Made Indra. Tak berbelit-belit, Suharta lalu mengungkap tujuan kedatangannya. Ia juga memberikan sepucuk surat berisi permintaan kepada Jokowi dan Koster.
Pendukung Jokowi-Ma'ruf di acara pidato kemenangan di Sentul International Convention Center (SICC), Minggu (14/7). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Isinya antara lain agar kawasan hutan di Bali diselamatkan. Kemudian mendukung kebijakan membatasi plastik. Memberikan kewenangan kepada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar Krama Bali mau berwirausaha. Lalu dibangunlah taman Bung Karno di Singaraja.
ADVERTISEMENT
Merespons aksi Suharta, Indra mengaku salut. “Beliau datang capek-capek ke sini, untuk memenuhi janji kepada dirinya sendiri. Sesampai di sini beliau menyampaikan aspirasi. Kita sudah dengar bersama tidak ada satu pun aspirasi untuk dirinya sendiri. Dan ini luar biasa," kata dia.
Indra berjanji akan menyerahkan surat Suharta kepada Gubernur Bali. Sejumlah permintaan Suharta akan segera dilaporkan kepada Koster untuk ditindaklanjuti.