Jokowi Minta Perwira Menengah TNI-Polri Bikin Terobosan Teknologi

23 Agustus 2018 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi memberikan arahan kepada 212 calon Jenderal TNI-Polri. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi memberikan arahan kepada 212 calon Jenderal TNI-Polri. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi meminta agar para perwira menengah TNI-Polri berani melakukan terobosan-terobosan di bidang teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kerja-kerja TNI dan Polri. Menurut Jokowi, saat ini persaingan teknologi sedang dilakukan oleh banyak negara, karena itu ia berharap 212 perwira menengah TNI-Polri tidak ketinggalan.
ADVERTISEMENT
"Inilah yang ingin saya ingatkan betapa pentingnya kita mengikuti terobosan-terobosan negara lain, teknologi-teknologi terbaru. Sehingga membangun sebuah sistem bagi Polri baik di TNI menjadi sangat penting sekali," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada siswa Sesko TNI dan Sespimti Polri di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/8).
Jokowi kemudian menceritakan pengalamannya diajak bermain pingpong virtual oleh bos Facebook, Mark Zuckerberg. Pengalaman tersebut menyakinkannya bahwa perubahan dan perkembangan teknologi merupakan hal yang mutlak dan tak bisa dihindarkan.
"Masuk markasnya Google, yang namanya ikan ada di mana mereka tahu. Ikan menuju ke mana dia tahu. Kalau seperti ini kita miliki kalau kita miliki, gampang sekali menyampaikan kepada nelayan-nelayan, pergi ke utara sana ikannya ada di sana, pergi ke timur ikannya banyak di sana," ungkapnya.
Sambutan Natal (Foto: Biro Pers Istana  Kepresidenan)
zoom-in-whitePerbesar
Sambutan Natal (Foto: Biro Pers Istana Kepresidenan)
Selain itu, Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dengan penduduk sekitar 263 juta jiwa. Karena itu, Jokowi ingin para perwira TNI-Polri selalu siap dalam memastikan stabilitas keamanan dalam negeri. Dengan begitu, investasi bisa masuk ke Indonesia dan membantu perekonomian negara.
ADVERTISEMENT
"Tidak mungkin investasi datang ke sebuah daerah, ke sebuah negara, apabila negara itu tidak stabil secara politik dan tidak aman," pungkasnya.