news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jokowi: Penyebar Intoleransi Tak Punya Tempat di Indonesia

12 Februari 2018 12:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo di Dharmasraya, Padang (Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo di Dharmasraya, Padang (Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra)
ADVERTISEMENT
Penyerangan yang menimpa Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog, Sleman, Yogyakarta membuat Presiden Joko Widodo geram. Jokowi dengan tegas mengatakan tak ada tempat bagi orang yang menyebarkan intoleransi.
ADVERTISEMENT
Karena Indonesia menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Hal itu disampaikan Jokowi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon No 6, Jakarta, Senin (12/2).
"Kita harus tahu semuanya bahwa konstitusi kita menjamin kebebasan beragama. Oleh sebab itu, kita tidak memberikan tempat kepada orang-orang yang melakukan, mengembangkan, menyebarkan intoleransi di negara kita," kata Jokowi.
"Karena masyarakat kita sudah puluhan tahun hidup bersama dengan pemeluk-pemeluk keyakinan yang beragam, berbeda. Sudah berpuluh-puluhan tahun. Tapi memang kejadian seperti ini tidak hanya di negara kita, hampir semua negara mengalami," lanjut dia.
Jokowi menambahkan, Indonesia sangat tidak menerima orang yang menyebarkan isu-isu yang dapat merusak toleransi keberagamaan di Indonesia. Baik melalui lisan dan perbuatan seperti yang dilakukan pelaku di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Karena keterbukaan informasi yang kalau kita lihat hampir semua negara mengalami. Jadi sekali lagi perlu saya sampaikan, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita Indonesia apalagi dengan cara-cara kekerasan. Berujar saja tidak apalagi dengan cara-cara kekerasan," ucap Jokowi.
Suliyono, penyerang Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog, Sleman, ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian. Polisi menyebut aksinya sebagai bagian dari teror.
"Statusnya tersangka. Sudah dipastikan aksi dia bagian dari teror," kata Kapolres Sleman AKBP Firman Lukmanul kepada kumparan (kumparan.com), Senin (12/2).
Namun Firman belum bisa menjelaskan, Suliyono termasuk ke dalam jaringan teroris yang mana. Ia juga belum bisa memastikan apakah aksi Suliyono termasuk lone wolf.
"Nanti akan dijelaskan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT