Jokowi Resmikan Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya

27 Februari 2019 23:51 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kiri) saat meresmikan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kiri) saat meresmikan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri meresmikan Bandara Wiriadinata, Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu sore, (27/2).
ADVERTISEMENT
Setelah menandatangani prasasti di bandara tersebut, Jokowi mengatakan akan menginstruksikan kepada maskapai Garuda Indonesia untuk menambah jadwal penerbangan dari dan ke Tasikmalaya melalui Bandara Wiriadinata.
"Nanti kita harapkan Maret ada tambahan flight lagi. Saya akan perintah lagi Garuda tambah satu (penerbangan) karena kelihatannya pasarnya menghendaki itu," ujar Jokowi di Bandara Wiriadinata, Rabu (27/2).
Bandara tersebut semula berfungsi sebatas pangkalan udara untuk operasional TNI. Belakangan, bandara tersebut dibuka untuk penerbangan komersil.
Presiden Joko Widodo (tengah) saat meresmikan Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Pemerintah kemudian melakukan pengembangan bandara tersebut dengan menambah panjang landasan pacu hingga mencapai 1.600 meter dan membangun terminal khusus penumpang. Pengembangan tersebut diharapkan dapat memacu pertumbuhan pariwisata di Tasikmalaya dan sekitarnya.
Terkait hal itu, Jokowi telah menerima usulan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menginginkan adanya rute perjalanan alternatif untuk menuju daerah tersebut dari Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Mungkin tadi, sesuai usulan Pak Gubernur, bisa saja yang satu lewat Bandung, Jakarta-Bandung-Tasik, Tasik-Bandung-Jakarta. Yang satu langsung. Mungkin itu," ujar Presiden.
Tampak mendampingi Presiden pada peresmian bandara ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.