Jokowi Sapa Dosen Pembimbing Skripsinya di UGM yang Dulu Galak

19 Desember 2017 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi juga memanfaatkan kehadirannya di Dies Natalis ke-68 UGM untuk bernostalgia. Dia menyapa dosen hingga rekan kuliahnya di tahun 1980-an.
ADVERTISEMENT
Dosen yang dia sapa antara lain adalah dosen pembimbing skripsinya saat menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan, UGM.
"Saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada bapak dosen pembimbing saya, Bapak Kasmujo," kata Jokowi saat bersilaturahmi dengan teman seangkatan serta dosen Fakultas Kehutanan di UGM, Yogyakarta, Selasa (19/12), seperti dilansir Antara.
Presiden sempat mengungkapkan bahwa dosennya ini sangat galak, sehingga bimbingan skripsinya sempat bolak-balik.
"Beliau itu, waktu membimbing saya, seingat saya galak sekali. Saya masih ingat, tetapi sekarang bijak sekali, sudah berubah. Saya tidak tahu yang berubah saya atau Pak Kasmujo," kata Jokowi disambut tawa hadirin.
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Jokowi yang merupakan mahasiswa angkatan 1980 UGM ini juga menyampaikan terima kasihnya kepada dosen pembimbingnya karena bisa menyelesaikan skripsinya.
ADVERTISEMENT
Jokowi lulus pada tahun 1985 dengan skripsi berjudul "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta.”
Jokowi juga mengaku waktu mahasiswa bercita-cita menjadi pegawai Perhutani dan sempat melamar tapi gagal.
"Dulu, cita-cita saya dan kawan-kawan ingin jadi pegawai Perhutani. Saya mendaftar tidak diterima, diterimanya jadi presiden," katanya disambut tawa audiens.
Presiden mengaku kegagalannya tersebut merupakan garis dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijalaninya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga sempat menyapa teman seangkatannya.
"Saya hormati Bapak Dekan, bapak ibu sekalian yang hadir, khususnya kawan-kawanku angkatan 80 dari dulu kompak banget, tapi kompaknya ke mana nggak tahu saya," kata Jokowi penuh humor.
ADVERTISEMENT
Berharap Meniru Norwegia
Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan pandangannya tentang kehutanan Indonesia.
"Saya setahun lalu, bertemu dengan Raja Norwegia. Beliau cerita ke saya, bahwa di Norwegia kandungan tambang banyak sekali, tetapi justru yang dikembangkan adalah sektor kehutanan," kata Presiden.
Jokowi mengungkapkan Norwegia bisa hidup menjadi negara dengan pendapatan yang sangat tinggi seperti negara-negara di Skandinavia.
"Mengapa mereka bisa jadikan negara kaya dari hutan saja. Saya melihat dari hulu hingga hilir dikerjakan secara detail, yang kita tidak melalukannya," kata Jokowi.
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Presiden mengatakan Indonesia harus memperbaiki pengelolaan hutan.
"Kita memiliki lahan yang sangat subur sekali. Saya lihat, saya sudah terbang dari Sabang-Merauke, dari Miangas-Rote, terlalu banyak lahan yang kita terlantarkan. Padahal jika diurus benar, bisa seperti Wana Gama," katanya.
ADVERTISEMENT
Presiden berharap Indonesia bisa meniru negara-negara lain yang sukses mengelola hutannya untuk bisa meningkatkan pendapatan nasional.