Jokowi: Saudara Saya Banyak di LDII

10 Oktober 2018 11:21 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri acara Rakernas LDII di Pondok Gede. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menghadiri acara Rakernas LDII di Pondok Gede. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pagi ini membuka rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Gede, Jakarta Timur. Dalam pidatonya, Jokowi menjelaskan bahwa ia sungguh tidak asing dengan organisasi LDII. Sebab, banyak keluarganya yang merupakan anggota LDII.
ADVERTISEMENT
"Masjid dekat rumah saya ada, masjid LDII ada. Gede sekali tapi belum jadi. Saudara-saudara saya itu di LDII juga ada, banyak," kata Jokowi di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Rabu (10/10).
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan kepada seluruh peserta LDII bahwa ia sekeluarga adalah muslim. Pernyataan ini untuk meluruskan berbagai kabar miring yang menyebut ia dan keluarganya adalah PKI.
Jokowi mengaku heran karena isu bahwa ia adalah PKI terus diembuskan.
"Coba di medsos, Presiden Jokowi itu PKI, astagfirullah. Sudah 4 tahun diulang-ulang. Ganti lagi, bukan Pak Jokowi tapi bapak ibunya. Lalu ganti nenek saya," kata Jokowi.
Ia pun menjelaskan bahwa jelang pilpres, berbagai hoaks dan fitnah bertebaran di mana-mana. Jokowi mengingatkan, jangan sampai hoaks dan fitnah demi kepentingan politik ini merusak nilai-nilai yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan nilai-nilai Indonesia, Islami yang kita miliki. Hati-hati jangan terjebak dalam politik praktis," kata Jokowi.
"Jadi tema LDII untuk Bangsa ini betul. Jangan mendekati pilpres, fitnah, kabar bohong itu menjadi-jadi," lanjut dia.
LDII adalalah organisasi dakwah kemasyarakatan yang berdiri pada tahun 1972. LDII sebelumnya bernama Yayasan Lembaga Karyawan Islam (Yakakri) dan berganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (Lemkari) sebelum menjadi LDII.
Organisasi yang memiliki pondok pesantren di beberapa daerah ini disoroti karena pengamalan sebagian ajaran agamanya yang dianggap kontroversial.