Jokowi: Saya Ngerti Bahasa Aceh, Kalau Ada yang Bisik-bisik Saya Tahu

14 Desember 2018 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kanan) bertemu 105 Ulama dan Pengurus Pondok Pesantren di Aceh. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) bertemu 105 Ulama dan Pengurus Pondok Pesantren di Aceh. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi menyampaikan dirinya pernah tinggal di Aceh cukup lama. Bahkan selama dia menjadi presiden, sudah hampir 10 kali mengunjungi Aceh.
ADVERTISEMENT
Jokowi lalu menjelaskan dirinya sedikit-sedikit tahu apabila ada orang yang bercakap-cakap di depannya menggunakan bahasa Aceh. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu 105 ulama di Hotel Hermes, Jalan Panglima Nyak Makam, Banda Aceh, Aceh, Jumat (14/12).
"Saya sudah kalau ndak keliru sudah 8 atau 9 kali ke Aceh. Kalau enggak keliru, tapi seingat saya kalau enggak 8, ya 9 kali ke Aceh. Karena mungkin Bapak juga tahu saya pernah tinggal di sini hampir 2,5 tahun," kata Jokowi.
"Di Lhokseumawe 7 bulan, kemudian Bener Meriah sisanya. Jadi kalau bahasa Aceh dikit-dikit ngerti. Kalau ada yang bisik-bisik, oh saya tahu," lanjut dia disambut tawa hadirin.
Dalam sambutannya, Jokowi lalu menyinggung soal konsep Islam Wasathiyah yang digaungkan Indonesia di forum internasional. Saat bertemu ulama-ulama dunia di Istana Bogor beberapa bulan lalu, Jokowi menyampaikan Indonesia menawarkan konsep ini.
ADVERTISEMENT
"Bahwa yang kami harapkan Indonesia ingin agar Wasathiyah Islam betul-betul jadi sebuah jalan bagi kita Indonesia dalam rangka menawarkan pada negara-negara lain," ucap Jokowi.
Presiden Joko Widodo bertemu 105 Ulama dan Pengurus Pondok Pesantren di Aceh. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bertemu 105 Ulama dan Pengurus Pondok Pesantren di Aceh. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Para ulama dunia itu menurut Jokowi banyak yang menyetujui soal konsep tersebut. Sebab, konsep itu jalan terbaik bagi semua negara khususnya Islam.
"Kalau kami lihat, hampir semua negara yang hadir saat itu mengamini bahwa Islam Wasatiyah adalah sebuah jalan yang baik bagi kita semuanya," tuturnya.
Pada acara ini turut hadir Kepala Staf Presiden Moeldoko, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil. Acara kemudian berlangsung secara tertutup.
Islam Wasathiyah adalah Islam yang penuh dengan toleransi, tidak terjebak ekstremitas, mengambil jalan tengah, moderasi, dan cenderung menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
ADVERTISEMENT