Jokowi soal Dituduh PKI: Logikanya Tak Masuk, Tapi Ada yang Percaya

29 Maret 2018 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Widodo di Universitas Islam Malang. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo di Universitas Islam Malang. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo memberikan kuliah umum bertema 'Islam Nusantara dan Keutuhan NKRI untuk Mewujudkan Indonesia Damai' di Universitas Islam Malang, Kamis (29/3). Presiden Jokowi menyinggung soal maraknya berita hoaks di kalangan masyarakat. Ia pun berharap agar masyarakat tidak mudah percaya dan menyebarkan berita hoaks.
ADVERTISEMENT
Jokowi bercerita, ia juga pernah dituduh PKI oleh sekelompok orang yang menyebarkan hoaks. Diketahui, PKI dibubarkan oleh pemerintah Indonesia pada 1965, sementara Jokowi lahir pada 1961. Sehingga, kata Jokowi, tidak mungkin ada balita yang masuk PKI.
"Saya sendiri ditembak oleh isu PKI. Presiden Jokowi itu PKI. Saya lahir tahun 1961 bulan Juni, PKI dibubarkan tahun 1965, apa ada PKI balita? Logikanya tidak masuk, tapi ada yang percaya," kata Jokowi seperti dikutip dari rilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (29/3).
"Di medsos ada gambar saya waktu D.N. Aidit tahun 1955 pidato. Coba tahun 1955 saya disebut sudah mendampingi Aidit. Lahir saja belum sudah dampingi. Ini kan sudah kebangetan," ujarnya.
Joko Widodo di Universitas Islam Malang. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Joko Widodo di Universitas Islam Malang. (Foto: dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Jokowi berpendapat, sebagai bangsa yang besar, masyarakat Indonesia harus memiliki mental yang besar. Apalagi, Indonesia merupakan negara rujukan bagi negara lain dalam merawat keragaman, sehingga Indonesia harus bermental pemimpin.
"Berani menghadapi tantangan dan hambatan-hambatan. Semakin besar sebuah negara, semakin besar juga tantangan yang kita hadapi. Walaupun tantangannya berat, bangsa besar tidak boleh gentar dan pesimistis. Ini penting sekali,” ucap Jokowi.
Jokowi ingin masyarakat Indonesia memiliki mental yang kuat, tahan uji, dan tahan banting. Negara besar, lanjutnya, pasti mendapatkan ujian, hambatan, dan rintangan.
Untuk itu, Jokowi menegaskan pemerintah akan tetap fokus dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia juga meminta generasi muda dapat menjaga persatuan.
"Fokus meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kita tidak boleh menyerah terhadap usaha-usaha lain yang mengancam persatuan kita. Inilah tugas generasi muda kita ke depan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Turut hadir mendampingi Jokowi dalam acara ini, antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.