Jokowi soal Revolusi Mental: Bukan Jargon yang Perlu Diteriakkan

6 April 2018 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sastrawan Aceh Bacakan Puisi untuk Jokowi. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sastrawan Aceh Bacakan Puisi untuk Jokowi. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bertemu 31 orang budayawan dari berbagai daerah. Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan terkait konsen pemerintahannya, mulai dari revolusi mental hingga pembangunan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Selama 3 tahun terakhir memang pemerintah memfokuskan pada pembangunan infrastruktur. Namun, saat ini pemerintah akan memfokuskan pada pembangunan sumber daya manusia.
"Pada tahapan besar yang kedua setelah investasi di bidang infrastruktur, kita masuk ke tahapan investasi di bidang di SDM," ungkap Jokowi di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (6/4).
Revolusi mental merupakan upaya membangun SDM tersebut. Nilai-nilai budi pekerti, etos kerja, hingga kebudayaan menjadi unsur dalam revolusi mental.
Namun, ia mengatakan revolusi mental bukan merupakan suatu jargon yang perlu diteriakkan. Akan tetapi lebih baik dengan memberikan contoh.
Sastrawan Aceh Bacakan Puisi untuk Jokowi. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sastrawan Aceh Bacakan Puisi untuk Jokowi. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
"Saya kira contoh lebih baik daripada kita teriak, memberikan contoh adalah lebih baik dari pada berteriak. Bagaimana berkerja yang baik, bagaimana memberi contoh yang baik, bagaimana nilai etos kerja yang baik," tegas Jokowi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jokowi juga memberikan penjelasan kenapa pemerintahannya selama 3 tahun terakhir fokus pada pembangunan infrastruktur hingga penyamaan harga BBM. Menurutnya, hal tersebut merupakan upaya untuk menyetarakan antar wilayah di Indonesia.
"Yang namanya infrastruktur tidak hanya masalah ekonomi, bukan, dalam pemahaman saya tidak seperti itu. Infrastruktur ini akan mempersatukan kita, kalau ketimpangan seperti tadi yang saya sampaikan kita tidak bisa bersatu," jelasnya.
Keberadaan infrastruktur yang baik, kata dia, juga merupakan pondasi bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain.
Saat ini pertemuan Jokowi dengan para budayawan itu masih berlangsung. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi tampak didampingi Mensesneg Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan Kepala Bekraf Triawan Munaf.
Jokowi terima budayawan di Istana Presiden (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi terima budayawan di Istana Presiden (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT