Jokowi Tepis Kriminalisasi Ulama: Saya Tiap Minggu Keluar Masuk Ponpes

23 November 2018 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Istiqlal Lampung Tengah lokasi Jokowi menunaikan Salat Jumat. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Istiqlal Lampung Tengah lokasi Jokowi menunaikan Salat Jumat. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kriminalisasi ulama menjadi salah satu isu yang menerpa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Akan tetapi, Jokowi menepis isu kriminalisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Saat kunjungan kerja ke Lampung, Jokowi menyebut bahwa ia hampir tiap hari berinteraksi dengan ulama.
"Ada kriminalisasi ulama, saya tiap hari dengan ulama. Tiap hari, tiap minggu, keluar-masuk pondok pesantren kok. Kriminalisasi yang mana?" ungkap Jokowi di Lapangan Tennis Indoor Pemda Lampung Tengah, Jumat (23/11) saat berpidato di acara penyerahan sertifikat tanah untuk masyarakat.
Ia meminta masyarakat tak mempercayai isu tak benar tersebut. Sebab hal tersebut bisa berbahaya bagi persatuan bangsa.
"Jangan isu seperti ini yang dipercayai, berbahaya sekali kita nanti," tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menjelaskan berbagai isu yang menerpa pemerintahannya dan dirinya. Seperti isu antek asing, tenaga kerja asing, serta anggota PKI.
Terkait isu antek asing, ia menerangkan bahwa sejumlah aset sumber daya alam yang sebelumnya dikuasai asing telah direbut. Seperti Blok Mahakam, Blok Rokan, hingga persentase kepemilikan saham Freeport.
Presiden Jokowi serahkan sertifikat di Lapangan tennis indoor Pemda Lampung Tengah. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi serahkan sertifikat di Lapangan tennis indoor Pemda Lampung Tengah. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
"Freeport yang sejak 1970 kita hanya dapat 9 persen dan diam saja, sekarang kita sudah dapat 51 persen. Antek asing yang mana?" ucap Jokowi.
ADVERTISEMENT
Lalu, terkait tenaga kerja asing, Jokowi mengungkapkan bahwa jumlahnya tak mencapai 0,03 persen atau sekitar 80 ribu orang. Ia menegaskan tak benar bahwa ada 10 juta TKA dari China menyerbu Indonesia.
"Justru orang kita di China 80 ribu, Hong Kong 160 ribu, Taiwan 200 ribu. Totalnya 440 ribu, berarti orang sana antek orang Indonesia," ungkapnya disambut tawa hadirin.
Selanjutnya, Jokowi menepis isu dirinya anggota PKI. Sebab PKI dibubarkan pada tahun 1965, sementara dirinya masih balita karena lahir pada 1961.
Ia juga mengklarifikasi sebuah foto hoaks di media sosial. Foto hoaks itu menggambarkan dirinya berada di samping DN Aidit yang tengah berpidato pada tahun 1955.
Jokowi tampaknya geram dengan adanya foto hoaks yang tak masuk akal itu. Pasalnya ia lahir di tahun 1961, sementara foto itu diambil enam tahun sebelum dirinya lahir.
ADVERTISEMENT
"Lahir saja belum, astaghfirullah, lahir saja belum, tapi sudah dipasang. Saya lihat di gambar kok ya persis saya," pungkas Jokowi.