Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Joni dan Rumah Sederhananya di Belu, NTT
ADVERTISEMENT
Nama Johannes Adekalla alias Joni mencuat setelah aksi heroiknya memanjat tiang bendera karena ada kerusakan sesaat sebelum pengibaran bendera Merah Putih pada upacara memperingati HUT ke-73 RI. Kini, Joni banjir pujian dan penghargaan.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, putra pengungsi asal Timor Leste itu punya semangat nasionalisme yang tinggi. Bahkan di tengah keterbatasan yang dimilki, termasuk soal rumah tinggal.
Tetangga Joni, Fransisco Ramos mengatakan, rumah Joni memang terbilang sudah tidak layak huni. Lantainya hanya terbuat dari semen yang kini sudah rusak. Dinding rumah juga terbuat dari susunan kayu.
"Mungkin sudah liat di media ya, betul rumahnya emang tidak layak huni sih. Lantainya juga lantai semen, tapi sudah rusak sih, atapnya sih seng. Dua kamar, ruang tamu," kata Fransisco saat dihubungi kumparan, Sabtu (18/8).
Fransisco menyebut, sejak kedua orang tuanya mengungsi ke Atambua saat konflik Timor Timur, mereka sudah langsung tinggal di sana. Joni juga akhirnya dilahirkan di Atambua sebagai WNI.
ADVERTISEMENT
"Joni pindah rumah langsung di batas sih," imbuh dia.
Sampai saat ini, Fransisco belum tahu apakah sudah ada tawaran untuk memperbaiki rumah Joni yang kini sudah tidak layak huni. Meksipun sejumlah pejabat sudah sempat melihat langsung rumah Joni.
"Saya tadi malam ke sana. Kami dengan Direktur Kemlu RI (Aji Surya)," ucap.
Saat ini, Joni tengah dalam perjalanan menuju Jakarta untuk memenuhi undangan khusus menonton pembukaan Asian Games 2018.