Jumlah Penderita Hepatitis A di Pacitan Meningkat Jadi 975 Orang

1 Juli 2019 12:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di tempat-tempat tidur darurat (velt bed) di Puskesmas Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, Kamis (27/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
zoom-in-whitePerbesar
Pasien penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di tempat-tempat tidur darurat (velt bed) di Puskesmas Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, Kamis (27/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
ADVERTISEMENT
Sebanyak 975 warga Pacitan, Jawa Timur terindikasi Hepatitis A per tanggal 30 Juni 2019. Jumlah ini bertambah dari data per tanggal 28 Juni 2019 yang saat itu hanya sebesar 824 jiwa.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan jumlah warga terindikasi Hepatitis A terus ditemukan setiap harinya.
“Dari data jumlah pasiennya tanggal 28 Juni (sebanyak) 824 orang, kemudian naik lagi tanggal 29 Juni (sebanyak) 924 orang. Kemudian, tanggal 30 Juni kemarin bertambah lagi sebanyak 975 orang,” ujar Kohar di Kantor Dinas Kesehatan Jatim, Senin (1/7).
Kohar menargetkan jumlah warga yang terindikasi Hepatitis A semakin menurun pada dua pekan ke depan. Dia berharap tak ada penambahan jumlah pasien pengidap Hepatitis A.
“Mudah-mudahan dalam kurun 2 pekan ini kita selesaikan, sambil kita pantau terus,” ujarnya. “Kita harapkan sudah tidak ada lagi sama sekali penambahan jumlah pasien.”
Sementara itu, Kohar mengatakan terus mensosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah bertambahnya jumlah warga yang mengidap Hepatitis A. Musababnya, penyakit Hepatitis A mudah menular, melalui berbagai macam media, seperti air dan makanan yang tidak bersih.
Pasien penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di tempat-tempat tidur darurat (velt bed) di Puskesmas Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, Kamis (27/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
ADVERTISEMENT
“Air, sungai, sumur tolong diperhatikan. Kita sudah melakukan pemberian kaporit ke sumur-sumur, tapi juga di samping itu yang punya kebiasaan minum air mentah tolong diubah dengan merebus air sampai mendidih tunggu 5 menit sampai 10 menit baru disimpan dan bisa diminum,” terangnya.
“Tidak membuang sampah sembarangan. Terutama terkait buangan sampah dari tubuh kita misalnya dari popok. Itu mesti dilakukan, jangan dibuang ke sungai karena itu berpotensi menular kepada yang lain,” tambahnya.
Hepatitis A sudah merebak di Pacitan pada bulan Ramadhan lalu. Kohar menyebut penyebaran penyakit itu diduga dari kondisi air di sejumlah kawasan yang tidak higienis.
“Dirunut ke belakang fasenya pada bulan puasa, biasa makan segeran (yang segar-segar) seperti (es) belewa, janggelan dan sebagainya. Rupanya ada yang terkontaminasi, tapi setelah itu mulai penyebaran yang lebih luas dari seseorang yang sakit tadi bisa menyebar lebih jauh lagi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT