news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jurnalis yang Ditahan di Myanmar Kantongi Bukti Pembantaian Rohingya

10 Februari 2018 3:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )
zoom-in-whitePerbesar
Rohingya Tembus Kegelapan dan Sungai Berlumpur (Foto: Reuters/Hannah McKay )
ADVERTISEMENT
Dua wartawan Reuters ditahan selama dua bulan oleh pemerintah Myanmar. Mereka ditangkap saat tengah melakukan investigasi pada 12 Desember 2017, terkait pembantaian 10 orang muslim Rohingya .
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP pada Jumat (9/2), kedua wartawan itu adalah Wa Lone (31) dan Kyaw Seo Oo (27). Keduanya menemukan bukti-bukti pembantaian 10 muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine pada tahun 2017 lalu.
Lone bergabung dengan Reuters pada Juli 2016. Dia telah menulis dan terlibat dalam peliputan sejumlah masalah serius di Myanmar selain krisis kemanusian Rohingya, yaitu perampasan tanah oleh militer dan pembunuhan pengacara partai berkuasa Ko Ni pada Januari 2017.
Sementara Oo baru bergabung dengan Reuters September 2017. Pria Buddha dari negara bagian Rakhine itu dikenal dengan laporannya setelah serangan ke pos polisi 25 Agustus tahun lalu dan pemisahan etnis mayoritas dan minoritas muslim dalam kehidupan bermasyarakat di Rakhine.
Dalam klarifikasi yang dirilis Reuters, dijelaskan bagaimana tentara Myanmar dan penduduk desa Buddha mengeksekusi 10 orang Rohingya di desa Dinn, Rakhine pada 2 September 2017. Dua dari sepuluh orang tersebut dibantai dengan senjata tajam hingga meninggal dunia. Mayat mereka dibuang ke kuburan massal.
Wanita Rohingya. (Foto: AFP/Ed Jones)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita Rohingya. (Foto: AFP/Ed Jones)
Sebulan setelah penangkapan keduanya, tentara Myanmar mengeluarkan sebuah pernyataan mengejutkan bahwa 10 orang tersebut merupakan teroris yang pantas untuk dibunuh. Myanmar juga menyangkal adanya pelanggaran sistematis oleh petugas keamanannya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Wa Lone dan Kyaw Seo Oo berada dalam tahanan dan menunggu persidangan. Keduanya terancam tuntutan pidana 14 tahun penjara dengan tuduhan membocorkan rahasia negara Myanmar.