news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KAHMI Kritik Kemenag soal 200 Penceramah: Kok Pemerintah Ketakutan?

20 Mei 2018 19:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen KAHMI Asrul Kidam. (Foto: Rafyq Alkandy/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen KAHMI Asrul Kidam. (Foto: Rafyq Alkandy/kumparan)
ADVERTISEMENT
Korps Alumni Mahasiswa Islam (KAHMI) mengkritik Kementerian Agama yang merilis 200 penceramah rekomendasi mereka untuk mengisi ceramah di bulan Ramadhan tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Kenapa mesti diatur-atur kok ketakutan kali. Apa takutnya. Seharusnya enggak begitu," ujar Sekjen KAHMI Asrul Kidam kepada kumparan seusai pelantikan Majelis Nasional KAHMI di Hotel Double Tree, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (20/5)
Asrul melanjutkan, ia tak sependapat dengan kebijakan Lukman Hakim Saifuddin tersebut. Ia menilai Kementerian Agama terburu-buru dalam mengambil sikap. Dalam pandangannya, ulama tak bisa diatur.
"Seharusnya tidak begitu Kemenag, terburu-buru. Apa sih yang ditakutkan ngatur-ngatur ulama, ulama kan enggak bisa diatur. Intinya saya enggak setuju itu," jelas dia.
Ia meyakini selama ini tidak ada ulama yang mencaci maki dan menghasut pemerintah di masjid. Ia menyayangkan sikap Kemenag tersebut, menurutnya ceramah ulama tak bisa diintervensi.
"Itu urusan ulama, ya itu mereka aja. Kan selama ini enggak ada ulama itu yang maki-maki pemerintah, menghasut segala macem di masjid, enggak ada kan," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Asrul mengatakan, seharusnya peran Kemenag bukan memberi regulasi soal rekomendasi ulama, melainkan melakukan pembinaan.
"Kemenag lebih kepada unsur pembinaan, jangan langsung aturan regulasi seperti itu. Itu kan melihat ada apa sekarang ini, ada apa negara kita ini. Kok ulama pun diatur-atur 200, nah ternyata enggak semua ulama kan keluar," tutup dia.