Kakek Herman yang Tinggal Sendiri di Rumah Reyot Menderita Ulkus

18 Desember 2017 22:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kakek Herman di RSUD Karawang. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kakek Herman di RSUD Karawang. (Foto: Marissa Krestianti/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kisah kakek Herman yang hidup sebatang di rumah reyot dan menderita luka parah menjadi perbincangan di media sosial. Herman merupakan kakek berusia 87 tahun yang tinggal di rumah reyot di Desa Mekar Jaya, Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Cerita ini pertama kali diunggah oleh akun Facebook Adzka Aulia Rifai. Disebutkan Herman mengalami luka parah tanpa ada satu orang pun yang mau membantunya termasuk para warga sekitar dan aparat desa setempat.
Dalam keterangan yang disebut di status Facebook Adzka Aulia Rifai, Herman akhirnya diadvokasi oleh LSM Jamkeswatch.
"Kakek Herman menderita ulkus (semacam borok), dia tinggal sendiri istrinya sudah meninggal dan tidak punya anak. Tetangga sekitar tidak peduli, itu yang disayangkan kenapa sampai harus relawan Jamkeswatch yang tau," ujar Ruhan dari LSM Jamkeswatch saat dihubungi oleh kumparan (kumparan.com), Senin (18/12).
Ruhan mengatakan, Herman sempat dibawa ke Rumah Sakit Annisa Cikarang. Namun luka yang diderita Herman cukup parah sehingga perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Kemarin dibawa ke RS Annisa, tapi ternyata tidak ada ruangan operasi makanya dirujuk ke RSUD Karawang," tambah Ruhan.
Rumah reyot Kakek Herman di Bekasi (Foto: Marissa Krestanti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah reyot Kakek Herman di Bekasi (Foto: Marissa Krestanti/kumparan)
Untuk memastikan keadaan Herman, kumparan mendatangi tempat tinggal Kakek Herman di Desa Mekar Jaya, Kedungwaringin, Bekasi.
Saat tiba di lokasi, kumparan mendapati rumah tersebut telah kosong. Keterangan lebih lanjut diperoleh dari Kepala Puskesmas Kedungwaringin yang juga datang ke rumah Herman.
"Kakek Herman luka karena tersiram air panas di kakinya. Sebenarnya setelah kena luka itu sudah sempat dirawat dua minggu, sudah ada perbaikan tapi dia enggak betah akhirnya minta pulang lalu diantarkan ke rumahnya," kata Susi Asmawati, Kepala Puskesmas Kedungwaringin kepada kumparan, Senin (18/12).
Susi menuturkan, Herman tidak ingin merepotkan orang lain sehingga lebih memilih berjualan kopi keliling di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Saya tanya kenapa jualan di Jakarta, katanya karena gak mau minta-minta sama teman, nggak mau minta ke keluarga makanya milih jualan," tutur Susi.
Menanggapi adanya kabar kondisi Herman yang tidak memiliki jaminan kesehatan, Susi tidak membantahnya.
"Kendalanya, dia itu tidak punya identitas, KTP, KK tidak ada semua. Jadi tadi Kepala Desa juga sudah buatin surat keterangan. Sekarang sudah diproses semua," ujar Susi.
Rumah reyot Kakek Herman di Bekasi (Foto: Marissa Krestanti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah reyot Kakek Herman di Bekasi (Foto: Marissa Krestanti/kumparan)
Sementara itu, ditemui kumparan, Kepala Desa Mekar Jaya Apendi, mengatakan Herman jarang terlihat di rumahnya sehingga sulit untuk dipantau.
"Dia tidak ada kerjaan tetap, rumahnya jarang ditempatin. Tiba-tiba dia sakit. Kita sebagai kepala desa cari solusi nih. Kita hari itu bisa bawa ke rumah sakit, tapi kita mikir siapa yang mau nunggu karena dia tidak punya keluarga. Dia itu tidak punya identitas, KTP nggak punya. Tapi kita usahain bikin kartu Jamkesda. Yang penting mah dia bisa dirawat di rumah sakit," ujar Apendi.
ADVERTISEMENT
Apendi menyebut, pihak desa sudah berkeinginan untuk membantu dalam program bedah rumah namun terhalang oleh kejelasan identitas Herman.
"Saya mau buatin program bedah rumah, tapi dia aja tidak punya KTP. Lagipula itu kan tanah istrinya, tanah sengketa. Anggepnya tanah sengketa keluarga. Jadi tidak bisa kita bangun. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah ada yang rawat," jelasnya.
Rumah Kakek Herman yang sudah reyot (Foto: Dokumentasi Jamkeswatch)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah Kakek Herman yang sudah reyot (Foto: Dokumentasi Jamkeswatch)
Yuni, warga Desa Mekar Jaya juga mengaku jarang melihat keberadaan Herman di rumahnya.
"Dia mah tidak pernah kelihatan, pulang saja jarang banget. Keluarganya dia mampu, tapi dianya tidak mau direpotin. Kalau dia laper ya dikasih makan. Tinggalnya luntang-lantung enggak di sini aja" kata Yuni.
Saat ditemui di RSUD Karawang, Herman memang enggan membahas mengenai keluarganya dengan alasan sudah lama tidak bertemu.
ADVERTISEMENT
"Sudah lah, gak mau bahas (keluarga), sudah lama tidak ketemu," ucap Herman.