Kakorlantas: Operasi Ketupat 2018 Jauh Lebih Baik Dibanding Tahun Lalu

25 Juni 2018 6:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kakorlantas selama peninjauan arus Balik (Foto: dok. NTMC Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Kakorlantas selama peninjauan arus Balik (Foto: dok. NTMC Polri)
ADVERTISEMENT
Operasi Ketupat 2018 resmi ditutup pada Kamis (24/6) pukul 24.00 WIB. Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa selaku Kepala Operasi Pusat memberikan tanggapan dan penilaiannya terhadap operasi ini.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar Royke menilai Operasi Ketupat tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. “Secara umum kalau saya menilai, karena saya juga ada terlibat langsung di pengamanan tahun lalu, tentunya ini cukup baik, itu menurut kami," kata Royke di Karawang, Jawa Barat, Senin (25/6).
"Tapi terserah tergantung pendapat masyarakat bagaimana yang merasakan langsung baik itu terutama di tingkat kepadatan arus atau kelancaran arus saat mudik ataupun balik,” lanjutnya.
Kakorlantas selama peninjauan arus Balik (Foto: dok. NTMC Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Kakorlantas selama peninjauan arus Balik (Foto: dok. NTMC Polri)
Royke memaparkan, Operasi Ketupat tahun ini berjalan baik karena berhasil menekan korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas dari 742 nyawa di tahun 2017, menjadi 467 di tahun ini. Pihaknya berhasil melakukan rekayasa mulai dari One Way hingga Contraflow untuk mengurai dan menekan angka kemacetan lalu lintas selama arus mudik dan balik.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pada Selasa (19/6) lalu, Korlantas Polri memberlakukan sistem Contraflow terpajang dalam sejarah yaitu sepanjang 294 kilometer dari Kertasari, Jawa Tengah hingga Cawang, DKI Jakarta.
“Kita bisa melihat sendiri dengan dilaksanakanya one way saja itu, ruas jalan dipenuhi kendaraan. Apa yang terjadi kalo tidak one way? Pasti akan terjadi kepadatan di rest area, dia akan sambung menyambung dari rest area ke rest area yang lain,” ungkap Royke.
Namun pada tahun ini Royke mengatakan pihaknya masih menemukan adanya kepadatan di KM 43 tol Cikampek. Antrean kendaraan disana disebabkan adanya penyempitan ruas jalur (bottleneck) sehingga mengakibatkan laju kendaraan hanya berjalan dengan kecepatan 15 sampai 20 kilometer per jam.
“Sampai detik ini masih ada antrian di KM 43 ke belakang kurang lebih sekitar 3 kilometer. Namun masih bergulir kecepatanya 15-20 km/jam, jadi dilaksanakan contraflow. Di situ memang bottleneck ya, langganan, hari biasa udah padet apalagi arus balik,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dengan ditutupnya Operasi ini, Royke mengatakan kendaraan berat atau kendaraan sumbu 3 sudah dapat kembali melintas Jalan tol seperti sedia kala. “Mulai hari ini sudah normal, maka mulai nanti pagi, Jakarta akan memperlihatkan keadaan yang sebenarnya,” tutup Royke.