Kampanye Pilpres Dianggap Minim 'Makanan Otak' bagi Rakyat

21 November 2018 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ray Rangkuti (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ray Rangkuti (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Direktur Lingkar Madani Institute (LIMA) Ray Rangkuti menilai masa kampanye pilpres yang sudah berjalan selama dua bulan ini masih kurang memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Menurut dia, kampanye yang sudah berlangsung justru lebih banyak memanaskan emosi pemilih.
ADVERTISEMENT
"Dua bulan ini, belum terdapat makanan otak pemilih kita. Dalam kampanye 2 bulan terakhir ini, makanan emosi pemilih banyak sekali tapi makanan otak menurut saya sangat jauh dari harapan," kata Ray di diskusi 'Kampanye Nyinyir dan Gugat-menggugat di Tahun Politik, Apa Motifnya?' di D'Hotel, Jakpus, Rabu (21/11).
Ray mendorong kedua paslon untuk kembali pada politik gagasan. Sehingga, diharapkan masyarakat bisa lebih mengerti ke mana arah bangsa ini lima tahun ke depan di tangan calon pilihan mereka.
"Isu kemiskinan, kesenjangan, lapangan kerja, kesehatan, pendidikan, toleransi, pluralisme, setidaknya tujuh isu ini, amat tepat untuk didiskusikan berlama-lama. Enggak bisa ini hanya dinikmati di panggung debat yang mungkin hanya 3 kali," ucap Ray.
"Dari Pak Prabowo misalnya, dan dari Pak Jokowi, ada argumen yang cukup juga dari Pak Jokowi. Kenapa angka kemiskinan kita masih tinggi. Nah, itu kan bahan diskusi yang sangat patut dibahas," tambahnya.
Ma'ruf Amin, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin, Jokowi, Prabowo, Sandiaga Uno (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ray kemudian mengulas Pilpres 2014 lalu yang menurutnya lebih positif dibandingkan Pilpres 2019. Meski, ia tidak menampik saat Pilpres 2014 tetap ada isu fitnah, nyinyir, dan lainnya, namun menurutnya asupan pendidikan politik masih didapatkan oleh rakyat.
ADVERTISEMENT
"Di saat bersamaan, otak kita masih diisi dengan berbagai perdebatan yang muncul dari kalangan mereka. Saat ini, 80 persen kampanye nyinyir, 20 persen baru untuk otak kita," ungkap Ray.
Kampanye resmi pemilu 2019 sesuai jadwal yang ditetapkan oleh KPU adalah dimulai dari 23 september 2018 hingga 13 April 2019. Terhitung, kini sudah dua bulan masa kampanye pilpres berjalan.