Kampung Pengemis, Permukiman Orang Pinggiran di Jantung Kota Hujan

14 Juli 2018 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampung pengemis di Kelurahan Tegalega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung pengemis di Kelurahan Tegalega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tepat di pinggir jalan masuk tol Jagorawi, Kota Bogor, Jawa Barat, terdapat tembok tinggi yang memisahkan jalan dan sebuah kampung. Di sanalah ratusan pengemis, pemulung dan pengamen asal Kota Hujan tersebut tinggal.
ADVERTISEMENT
Kampung pengemis juga dikenal dengan nama Kampung Mongol RT 04/RW 06, Kelurahan Tegalega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Saat kumparan mengujungi lokasi pada Sabtu (14/7), rumah semi permanen yang terbuat dari triplek, seng dan papan kayu seadanya terlihat sepanjang jalan.
Kampung pengemis di Kelurahan Tegalega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung pengemis di Kelurahan Tegalega Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Hal ini sangat kontras dengan area permukiman di sekitarnya yang merupakan perumahan dan area kos-kosan karena berlokasi dekat dengan dua kampus yaitu IPB dan Universitas Pakuan.
Menurut keterangan ketua RW 06, Isa Angsasaro, permukiman ini dimulai dari sebuah tanah kosong. Barulah pada tahun 1987, mulai dihuni oleh beberapa keluarga pemulung yang terus berkembang seiringnya waktu.
“Dari tahun 1987, dulu cuma mulai dua atau tiga keluarga pemulung, terus akhirnya makin lama makin banyak. Dulu itu tanah kosong, kebun kelapa. Kelamaan banyak yang datang, bukan asli Bogor. Ada yang dari Cianjur, Sukabumi bahkan dari Jawa,” ujar Isa.
ADVERTISEMENT
Dahulu, Kampung Pengemis tidak disebut kampung pengemis. Isa menceritakan, dulunya kawasan itu disebut sebagai Kampung Mongol lalu berubah menjadi Kampung Beling (kaca pecah-red), hingga akhirnya lebih terkenal dengan sebutan kampung pengemis, saking banyaknya pengemis yang bermukim di sana.