Kapolda Beberkan Hasil Pantauan Jaringan Abu Rara di Bali

14 Oktober 2019 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana indekos AT. Foto: Denita br Matondang/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana indekos AT. Foto: Denita br Matondang/kumparan.
ADVERTISEMENT
Densus Antiteror 88 bersama BNPT dan BIN telah memantau kegiatan dua terduga teroris inisial AT (45) dan ZAI (14). Keduanya merupakan jaringan Abu Rara, penusuk Wiranto, yang ditangkap di Bali pada Kamis (10/10). Tim memantau sekitar lima bulan aktivitas bapak-anak ini.
ADVERTISEMENT
“Sudah diikuti, diobervasi, lima bulan anggota saya melakukan pemantauan tujuannya apa, untuk preventif strike,” kata Kapolda Bali Irjen Petrus Reinhard Golose di Denpasar, Senin (15/10).
Dari grup WhatsApp 'Menanti Al Mahdi' juga terpantau ada aktivitas untuk mendorong anggota melakukan aksi teror.
“Dari tim ada yang pantau mereka membuat grup, ini juga enggak ada masalah tapi men-encourage orang mendorong jaringannya, mendorong suporternya, mendorong sel-sel yang seharusnya tidak aktif, untuk melakukan kegiatan teror,” kata dia.
Selama lima bulan, AT terpantau aktif di media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian di sejumlah wilayah di Indonesia. Lalu, jaringan ini juga aktif memantau perkembangan situasi politik di Indonesia.
“Di samping melakukan kegiatan teror, paling banyak mereka juga mengikuti perkembangan di sosial media. Sebagai contoh kita berbicara seperti ini nanti juga dimonitor. Nanti ada counternya lagi yang dibikin. Ini yang harus kita waspadai dari sosial media,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Golose mengatakan, hingga saat ini, polisi masih terus memantau jaringan tersebut. Pendekatan juga dilakukan agar para anggota jaringan tidak berbuat teror.
“Kalau berbicara tentang jaringan saya tetap memantau, narasi orang itu untuk melakukan ujaran kebencian dan sebagainya tetap dalam pantauan kepolisian. Tapi, apakah semua harus kita bawa ke justice criminal process? Tidak semua. Apa semua harus dijadikan tersangka? Tidak juga,”
“Kita ada lakukan soft power approach, kita imbau, kita ajak bersama-sama, kita membuat rakyat, mbok ya kita enggak usah melakukan hal-hal itu. Saya tekankan pada anggota soft power approach dan tensi di Bali menurun, termasuk demo dan sebagainya, itu karena apa, karena masyarakat kita terutama Bali dapat menjaga,” ujar Golose
ADVERTISEMENT