Kapolres Tangerang Tak Tahu soal Permintaan Data Penceramah di STIEAD

7 April 2018 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
zoom-in-whitePerbesar
STIE Ahmad Dahlan. (Foto: Instagram/@stiead_id)
ADVERTISEMENT
Ketua STIE Ahmad Dahlan Mukhaer Pakkana, menyebut ada anggota Binmas Polsek Jatiuwung dan Babinsa Danramil Kota Tangerang datang ke kampusnya dan meminta daftar data penceramah di kampus serta isi khotbahnya. Tidak hanya itu, petugas juga disebut meminta nama-nama dosen serta alamatnya.
ADVERTISEMENT
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan mengaku pihaknya belum menerima laporan terkait adanya anggota Polsek Jatiuwung yang mendatangi Kampus STIE Ahmad Dahlan itu.
"Kami belum menerima laporan itu. Saya sudah cek belum ada," kata Harry saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Sabtu (7/4).
Atas adanya konfirmasi dari kumparan ini, Polres Metro Tangerang, Harry berjanji akan mengeceknya ke Kapolsek Jatiuwung.
"Nanti saya cek ke Kapolsek Jatiuwung," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua STIE Ahmad Dahlan, Mukhaer Pakkana, memprotes adanya aparat dari TNI dan Polri yang masuk ke dalam lingkungan kampusnya. Menurut dia, aparat TNI dan Polri itu meminta data soal penceramah di dalam kampus.
Ia menjelaskan bahwa sempat ada aparat dari Binmas Polsek Jatiuwung dan Babinsa Danramil Kota Tangerang yang mendatangi kampusnya dalam waktu yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pihak Binmas Polsek bertamu dan meminta kampus menyerahkan daftar penceramah serta isi khotbah masing-masing. Sementara aparat dari Babinsa Danramil meminta nama-nama dosen serta alamatnya.
"Kami sudah verifikasi aparat itu di Babinsa dan Polsek, dan ternyata benar," kata Mukhaer saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Sabtu (7/4).
Mukhaer menulis protesnya itu di laman akun Facebooknya. Mukhaer menegaskan bahwa pihaknya menolak dengan tegas permintaan data dari Polsek dan Danramil tersebut. Ia juga mempertanyakan urusan kedua aparat itu untuk masuk ke dalam kampus dan meminta data.
Sebab menurutnya, upaya sweeping terhadap isi materi ceramah merupakan ciri dari negara komunis dan otoriter. Ia pun memprotes soal adanya aparat keamanan yang masuk kampus itu.
"Apakah bangsa kita jelang Pemilu dan Pilpres sudah terjebak dengan gaya otoritarian? Saya bersumpah, tidak menerima perlakuan itu," tegas dia.
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
zoom-in-whitePerbesar
Aparat yang diduga masuk kampus. (Foto: Dok. Ketua STIEAD Mukhaer Pakkana)
ADVERTISEMENT