Kapolri: Dita Terkait dengan Keluarga yang Dideportasi Turki

14 Mei 2018 14:41 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Tito Karnavian. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Tito Karnavian. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan bahwa Dita Oepriarto (46), pelaku peledakan bom Gereja Santa Maria Tak Bercela di Surabaya, Minggu (13/5) tidak pernah pergi ke Suriah. Namun, ia menyatakan Dita terkait dengan sebuah keluarga yang sedang diusut oleh polisi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Tito merahasiakan mengenai identitas keluarga tersebut. Sebab, polisi masih melakukan penelusuran.
"Dita ini terkait dengan satu keluarga. Saya tidak bisa sebutin namanya (satu keluarga) karena sedang kami cari," kata Tito saat konferensi pers di Polda Jawa Timur, Senin (14/5).
Walau masih merahasiakan identitas, Tito menyatakan keluarga tersebut telah ditangkap di Turki dan dideportasi ke Indonesia. Mereka adalah ideolog utama.
"Mereka ini adalah ideolog. Yang baru pulang satu keluarganya ditangkap oleh Turki kemudian dideportasi ke Indonesia. Pimpinan dari keluarga yang ditangkap di Turki ini menjadi ideolog dari kelompok ini," ucap Tito.
Saat ini, Tito mengatakan Densus 88 masih melakukan pencarian. "Saya minta densus yang menangani untuk dikroscek kembali," ucap Tito.
ADVERTISEMENT
Dita bersama dengan istri Puji Kuswati (42) dan anak-anaknya Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9) adalah para pelaku bom bunuh diri tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5).
Keluarga bomber tiga gereja Surabaya. (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga bomber tiga gereja Surabaya. (Foto: Dok. Polda Jatim)
Dita selaku kepala keluarga menjadi pemimpin aksi ini dengan terlebih dulu menurunkan sang istri dan dua anak perempuan yang tubuhnya sudah terlilit bom di GKI, Jl Dipenogoro, Surabaya. Lalu dia menyetir mobil Toyota Avanza yang berisi bom kemudian menabrakkan mobil ke Gereja Pantekosta di Jalan Arjuna, Surabaya. Terakhir, dua anak laki-laki Dita beraksi di Gereja Katolik, Ngagel, Surabaya, menggunakan sepeda motor.
Keenamnya tewas saat melakukan pengeboman. Keluarga Dita dikenal sebagai sosok yang berada. Para tetangga menyebut, Dita adalah pengusaha minyak wijen. Sementara sang istri adalah lulusan Akademi Keperawatan.
ADVERTISEMENT