Kapolri soal Motif Penembakan di Papua: Eksistensi hingga Ekonomi

5 Desember 2018 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam konferensi pers tentang Papua di Istana Merdeka. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam konferensi pers tentang Papua di Istana Merdeka. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ke pekerja PT Istaka Karya menewaskan 20 orang termasuk satu prajurit TNI. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, motif mereka menyerang tak lain alasan menunjukkan eksistensi hingga masalah ekonomi.
ADVERTISEMENT
"Sehingga 1 Desember ini biasanya mereka untuk menunjukkan eksistensi ada saja, mulai dari pengibaran bendera sampai ke penyerangan oleh kelompok bersenjata. Kan 1 Desember peristiwanya nih," kata Tito saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12).
"Tapi kita tahu akar masalah utama dari aksi kekerasan bersenjata oleh kelompok ini lebih utama karena masalah pembangunan, kesejahteraan," tambah dia.
Jalan Trans Papua yang dijajal Jokowi dengan trail (Foto: Dok. Kementerian PU)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Trans Papua yang dijajal Jokowi dengan trail (Foto: Dok. Kementerian PU)
Selama penyerangan, KKB biasanya menjadikan aparat sebagai sasaran utama. Bila tak bisa, barulah mereka menyerang pihak-pihak yang dianggap lemah, termasuk para pekerja ini.
Mantan Kapolda Papua itu menjelaskan, permasalahan atau keluhan kelompok ini soal kesejahteraan sudah didengar pemerintah. Salah satunya dengan membangun jalan Trans Papua. Hal ini justru akan meningkatkan perekonomian mereka karena jalan akses jalan sudah ada.
Wamena-Mumugu 284,3 km telah tersambung (Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Wamena-Mumugu 284,3 km telah tersambung (Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA)
"Harusnya ini disyukuri. Dan saya yakin masyarakat Papua, saya pernah jadi Kapolda Papua 2 tahun di sana, mereka menunggu pembangunan ini. Ini akan membuka akses kepada mereka tapi kelompok-kelompok ini sering kali enggak sabar, menunjukkan eksistensi, bersenjata, mungkin juga mereka menikmati karena ditakuti, memberikan status sosial bersenjata," ucap dia.
Jalan trans Papua di atas bukit. (Foto: Kementerian PUPR)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan trans Papua di atas bukit. (Foto: Kementerian PUPR)
Tito menjelaskan, letak geografis di kawasan pengunungan tengah yang menjadi lokasi pembangunan Trans Papua memang terbilang sulit. Itulah yang membuat pembangunan memakan waktu lama.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat dulu kelompok-kelompok bersenjata itu lebih banyak awalnya di Papua Barat di daerah Manokwari. Tapi dengan daerah yang jalannya sudah sangat bagus saat ini, tidak ada lagi di daerah-daerah itu. Memang pembangunan yang agak lambat karena memang geografi yang sulit, di daerah pegunungan tengah dan pegunungan tengah bagian barat," tutup dia.