Kasus Perawat Suntik Mayat di Sidoarjo Berakhir Damai

15 Februari 2018 18:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi suntikan (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suntikan (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Kasus perawat suntik mayat yang melibatkan RS Siti Khodijah Sidoarjo dengan keluarga almarhum Supariyah akhirnya berakhir damai, Kamis (15/2/2018). Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan kasus yang sempat viral di media sosial itu secara kekeluargaan.
ADVERTISEMENT
Sebelum memutuskan berdamai, pihak rumah sakit dan keluarga pasien telah melewati dua kali mediasi dalam dua pekan terakhir.
"Kedua pihak telah sepakat untuk menyelesaikan persoalan. Dan dari mediasi yang dilakukan telah tercapai penyelesaian persoalan ini," kata kuasa hukum RS Siti Khodijah, Masbuhin, saat konferensi pers di RS Siti Khodijah, Kamis (15/2).
Hal yang sama juga disampaikan oleh perwakilan keluarga pasien Supariyah, Abu Daud, dia bersyukur dan tanpa paksaan pihak tertentu memilih untuk mengambil jalur damai.
"Alhamdulillah semua clear. Tidak ada tekanan sama sekali kepada saya dan keluarga. Tidak ada juga kompensasi berapa pun," terang Abu.
Kasus suntik mayat berakhir damai. (Foto: dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kasus suntik mayat berakhir damai. (Foto: dok. Istimewa)
Kuasa hukum keluarga pasien, Yunus, menambahkan, upaya damai ini juga sempat mengalami jalan berliku. "Tidak dilakukan dalam sekali. Kami sudah beberapa kali mencoba, tepatnya dua kali mediasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mediasi pertama tanggal 6 Februari dan kedua 10 Februari lalu. Awalnya sesama kuasa hukum lebih dulu bermediasi dan dialog, selanjutnya pihak keluarga sukarela menyetujui upaya damai yang diajukan.
"Ada hikmahnya, ada upaya untuk berkomunikasi dari kedua pihak sehingga kita rintis untuk damai," tandas Yunus.
Terkait alasan keluarga yang menyetujui jalan damai tanpa kompensasi sepeser pun, Yunus menjelaskan bahwa pihak keluarga telah menyadari adanya kesalahpahaman komunikasi dan informasi. Setelah diberikan klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut dari pihak rumah sakit, keluarga akhirnya bisa menerima.
"Hal ini karena kurang informasinya yang diperoleh pihak keluarga jadi sampai harus dijadikan viral di video," ujar Yunus.
Cabut Laporan
Terkait mayat yang disuntik, Yunus mengatakan pihak medis yang lebih mengetahui kondisi pasien sebenarnya. "Yang hanya bisa menyatakan kondisi pasien meninggal kan hanya pihak medis. Rumah sakit telah melakukan SOP medis yang benar. Tapi tidak dipahami dengan jelas pihak keluarga," urainya.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga akan segera mencabut laporan polisi di Polres Sidoarjo. "Rencana mencabut laporan ke Polres hari ini juga. Insya Allah kami tuntaskan sekalian," imbuh Yunus.
Sesuai SOP
Ditemui terpisah, dokter Hamdan, dokter spesialis yang menangani almarhumah Supariyah mengatakan, pihak dokter RS Siti Khodijah sudah memiliki standard operating procedur (SOP) yang berlaku dan terawasi dalam 24 jam.
Bila dokter atau spesialis berhalangan bisa dilimpahkan kepada dokter atau spesialis lain yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP). Hal itu juga berlaku pada tim perawat.
"Bahwa dalam menangani pasien, tim perawatan termasuk dokter sudah melihat dalam 24 jam. Semua sudah sesuai SOP yang ada," tandasnya.
Video Viral
Seperti diberitakan sebelumnya, video berjudul suntik mayat beredar viral. Dalam video itu keluarga pasien marah karena menilai rumah sakit tidak menangani pasien dengan benar.
ADVERTISEMENT
Terdengar suara laki-laki yang bercerita bila dia sudah meminta seorang perawat untuk segera menghubungi dokter. Namun dokter tak kunjung datang, justru hanya perawat yang datang lalu menyuntik pasien.
Keluarga ini menduga ketika perawat datang menyuntik, ibu mereka telah tiada. Dengan kata lain perawat itu menyuntik pasien yang ternyata sudah meninggal tanpa melakukan pemeriksaan lebih dulu.
Mereka geram karena perawat tak memberikan tindakan lebih serius ketika kondisi pasien sudah memburuk.