Ke Mana Kalian, Bayi-bayi Lucu Dunia?

7 Desember 2017 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi dari berbagai ras (Foto: Comstock/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi dari berbagai ras (Foto: Comstock/Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pada 2018 nanti, jumlah bayi yang terlahir di dunia menurun untuk pertama kali dalam 20 tahun terakhir. Pada 2017, jumlah bayi yang lahir di dunia mencapai 140,95 juta orang. Sedangkan tahun 2018, angka bayi yang lahir akan turun sebesar 60 ribu jiwa, diperkirakan menjadi 140,89 juta saja.
ADVERTISEMENT
Apabila benar terbukti, prediksi yang dibuat oleh Divisi Populasi Dunia PBB itu cukup mencengangkan, sebab meskipun tingkat fertilitas senantiasa menurun karena jumlah perempuan di dunia yang sudah terlanjur banyak, angka kelahiran tetap tinggi dan cenderung meningkat. Setidaknya sampai 2018.
Tingkat fertilitas (fertility rate) dunia memang terus menurun sejak tahun 1964. Saat itu, rata-rata setiap perempuan melahirkan 5,04 anak. Angka tersebut turun drastis sampai ke tingkat 2,48 anak per perempuan --dan akan terus turun hingga 1,96 anak per perempuan pada tahun 2099.
Saat ini, angka kelahiran bayi di dunia tengah berada di titik puncak sepanjang sejarah dunia. Angka 140,95 juta bayi baru ini jauh melebihi tingkat kelahiran tertinggi sebelumnya di tahun 1988. Saat itu, bayi yang lahir hanya mencapai 139,14 juta.
ADVERTISEMENT
Mulai 2018, angka kelahiran bayi diperkirakan akan terus turun selama 11 tahun. Hingga jumlah bayi di dunia pada 2028 hanya mencapai 139,94 juta orang saja.
Lalu dari tahun 2029, angka tersebut akan terus naik, hingga mencapai puncaknya pada tahun 2047. Saat itu, 30 tahun dari sekarang, jumlah bayi yang lahir akan mencapai 142,97 juta jiwa.
Namun, lagi-lagi apabila prediksi PBB ini benar, 2047 akan menjadi tahun terakhir di mana angka kelahiran bayi mengalami peningkatan. Setelah itu, sampai setidaknya tahun 2099 yang menjadi batas tahun prediksi PBB, angka bayi akan terus menurun ke tingkat 130,55 juta jiwa per tahunnya.
Dilansir The Economist, prediksi PBB soal demografi dunia tersebut menjamin tingkat naik turun jumlah bayi per tahun setelah 2017 tak akan berbeda terlalu jauh ketimbang kenyataannya. Namun, data PBB tersebut juga mengakui keterbatasan basis data yang digunakan: sensus tiap negara.
ADVERTISEMENT
Di Kongo, misalnya, sensus yang paling mutakhir dilakukan sudah lebih dari 30 tahun lalu. Negara yang sebelum 1997 bernama Zaire tersebut, terakhir kali melaksanakan sensus penduduk di tahun 1984. Maka, meski memiliki akurasi yang cukup baik, penelitian Divisi Populasi PBB itu tetap punya berbagai kekurangan.
Bayi-bayi dari Asia (Foto: www.un.org)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi-bayi dari Asia (Foto: www.un.org)
Di luar hasil statistik naik turunnya jumlah bayi yang lahir di dunia, ada beberapa hal yang mesti menjadi catatan. Telah terjadi tren demografi yang berbeda dalam beberapa puluh tahun terakhir, yang akan mengubah wajah dunia secara permanen ke depannya.
Tahun 2018 nanti, bayi yang lahir di dunia masih akan didominasi oleh Asia. Dari 140,95 juta bayi yang ada, 74,21 juta di antaranya berasal dari Asia --mencapai 52 persen dari total bayi di dunia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, persentase tersebut sebenarnya berkurang sangat jauh ketimbang yang terjadi tahun 1988. Saat itu, 87,14 juta bayi berasal dari Asia, yang menjadikannya 63 persen dari total bayi di seluruh dunia.
Hal ini menunjukkan satu hal: tak seperti yang kebanyakan orang percaya, persentase bayi Asia di dunia akan terus menurun. Bahkan pada 2054, Asia bukan lagi menjadi kontinen yang menyumbang persentase bayi paling banyak di dunia.
Pertanyaannya, siapa yang menggantikan posisi Asia tersebut?
Afrika.
Tahun 2053 diprediksi menjadi tahun terakhir Asia menjadi penyumbang bayi paling banyak di dunia. Saat itu, Asia menyumbang 60,63 juta bayi --sebesar 42,6 persen dari seluruh jumlah bayi dunia. Sementara pada tahun yang sama, Afrika menyumbang 60,48 juta bayi atau sebesar 42,5 persen bayi dunia.
Jumlah bayi Afrika menggantikan Asia (dalam juta) (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jumlah bayi Afrika menggantikan Asia (dalam juta) (Foto: kumparan)
Angka tersebut berbalik satu tahun setelahnya. Tahun 2054, angka bayi Asia hanya sebesar 60,2 juta orang. Ini hanya mencapai 42,37 persen populasi bayi dunia. Sementara itu, Afrika akan menyumbangkan 60,78 juta bayi atau sekitar 42,78 persen bayi dunia.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut memang cuma berselisih 500 ribu bayi, atau hanya berbeda 0,41 persen. Namun, apa yang terjadi setelahnya bukan perkara biasa. Joel Budd dari The Economist menyebutnya sebagai Afrikanisasi populasi dunia.
Imigran Afrika membawa seorang bayi (Foto: REUTERS/Ismail Zitouny)
zoom-in-whitePerbesar
Imigran Afrika membawa seorang bayi (Foto: REUTERS/Ismail Zitouny)
Di luar kedua kontingen, tren tahun 2018 secara umum tak berubah banyak.
Kelahiran bayi di Eropa turun 60 ribu menjadi 7,75 juta bayi per tahunnya. Angka tersebut akan terus turun hingga 2034, naik selama 13 tahun, dan akan turun lagi hingga tahun 2077.
Sementara itu, jumlah kelahiran bayi di Australia naik, dari 312 ribu di 2017, menjadi 374 ribu di 2055.
Amerika Utara mengalami tren peningkatan yang sama dengan Australia. Jumlah kelahiran bayi naik 50 ribu dibanding 2017. Angka tersebut akan terus naik, bahkan sampai tahun 2094, mencapai 5,25 juta bayi.
ADVERTISEMENT
Tren di Amerika Latin justru terbalik ketimbang tetangga di utaranya. Wilayah Amerika Tengah dan Selatan itu justru terus turun, dari 3,31 dan 6,65 juta di 2017, menjadi 2,56 dan 5,18 juta di tahun 2055.
Secara umum --di luar Australia dan Amerika Utara yang cuma menyumbang sedikit populasi dunia, dan di luar Afrika yang cuma menggantikan peran Asia-- menurunnya jumlah bayi yang lahir di dunia ini mungkin akan menjadi kabar pasti dalam puluhan tahun ke depan.
Bayi tidur pulas. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi tidur pulas. (Foto: Pixabay)
Secara sederhana, penurunan jumlah kelahiran memang menjadi kabar baik buat dunia.
Pemenuhan segala kebutuhan manusia, seperti sandang-pangan-papan terus menjadi isu bagi pemerintah. Belum lagi, isu soal pemanasan global yang banyak dipengaruhi dengan meningkatnya aktivitas manusia.
ADVERTISEMENT
Pun begitu dengan tingginya rasio kelahiran bayi, yang biasanya terjadi karena kurangnya ketersediaan kontrasepsi dan pendidikan di daerah-daerah tertinggal. Belum lagi isu ketidakmampuan orang tua memelihara anaknya pascakelahiran.
Namun, seperti yang Budd bilang, satu hal pasti: masalah negara-negara kaya itu kini menjadi masalah global.
Infografis Prediksi Populasi Dunia Mendatang (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Prediksi Populasi Dunia Mendatang (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
=============== Simak ulasan mendalam lainnya dengan mengikuti topik Outline!