Kebohongan dan Obsesi Trump atas Gelar Person of The Year Majalah TIME

25 November 2017 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump (Foto: AFP/Mandel Ngan)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: AFP/Mandel Ngan)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak tawaran majalah TIME bahwa ia mungkin akan dipilih sebagai “Person of the Year 2017” majalah tersebut. Klaim tersebut ia ungkapkan via Twitter pribadinya, Sabtu (25/11).
ADVERTISEMENT
Dalam twit tersebut, Trump mengatakan telah dihubungi majalah TIME dan diberi tahu bahwa ia kemungkinan akan terpilih sebagai Person of The Year 2017, predikat prestisius majalah TIME yang juga ia dapatkan setahun sebelumnya.
“Majalah Time menghubungiku untuk mengatakan bahwa aku KEMUNGKINAN akan dipilih sebagai “Man (Person) of the Year” seperti tahun lalu, dengan syarat aku harus menyetujui wawancara eksklusif dan pemotretan skala besar. Aku bilang, “kemungkinan” tidak cukup bagus buatku dan aku memilih untuk menolaknya. Terima kasih atas tawarannya!”
Namun demikian, Trump menolak tawaran tersebut karena TIME tidak menjanjikan kepastian bahwa ia akan benar-benar menerimanya. Presiden AS ke-45 itu mengklaim TIME hanya mengatakan, ‘Anda mungkin akan menerima predikat tersebut,’ dan bagi Trump, tawaran “mungkin” tidak cukup baik buatnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi, klaim Trump, majalah tersebut mewajibkan adanya sesi wawancara dan pengambilan foto untuk calon penerima. Trump lebih memilih tak menerima gelar tersebut untuk kedua kalinya, ketimbang harus mengabulkan kedua syarat yang diajukan pihak TIME. “Thanks anyway!” tutupnya.
Apa itu Person of the Year TIME 2017?
Person of the Year TIME (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Person of the Year TIME (Foto: Reuters)
Person of the Year merupakan penghargaan tahunan majalah berita di Amerika Serikat, TIME, yang menampilkan profil tokoh, kelompok, gagasan, atau objek yang punya pengaruh paling besar selama setahun terakhir, baik itu berdampak positif ataupun negatif.
Peraih Person of the Year pertama adalah Charles Lindbergh (1902-1974). Pada tahun 1927, Lindbergh menjadi orang pertama yang berhasil menerbangkan pesawat solo tanpa henti melintasi Samudera Atlantik, dari New York ke Paris. Selain itu, nama-nama macam Winston Churchill, Barack Obama, Angela Merkel, sampai Mark Zuckerberg juga pernah menerima penghargaan yang sama.
ADVERTISEMENT
Namun, tak hanya mereka yang terkenal karena hal positif, sejumlah tokoh kontroversial juga pernah menjadi Person of the Year versi TIME. Mereka adalah Adolf Hitler (1938), Joseph Stalin (1939 dan 1942), Nikita Khrushchev (1957) dan Ayatollah Khomeini (1979). Hal tersebut dilengkapi dengan terpilihnya Trump, pada 2016 lalu.
Obsesi Trump pada Man of the Year TIME
Masalahnya, sikap jual mahal Trump tersebut seolah berbanding terbalik dengan obsesinya mendapatkan gelar Person of the Year TIME selama beberapa tahun belakangan.
Ya, sebelum ia benar-benar menjadi “Person of the Year” versi majalah Time pada 2016, Trump berulang kali mengkritik pilihan majalah TIME dan mempermasalahkan kenapa bukan dia yang menerima penghargaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebuah twit dari akun @adamjwhitedc, mengunggah rekam jejak obsesi Trump tersebut dari tahun ke tahun. Twit Adam, yang mendapat 11.949 like dan 6.449 retweet itu, berisikan screenshot enam gambar status Trump dari tahun 2012 hingga yang terbaru pada 25 November 2017.
Adam White, yang merupakan peneliti politik dari Hoover Institution, Universitas Stanford, Amerika Serikat, bahkan menyebut rangkaian twit Trump yang dibuatnya setiap akhir November sampai awal Desember tersebut bagaikan alarm yang berbunyi setiap tahunnya.
Rangkaian tersebut dimulai pada tahun 2012. Pada 26 Oktober, Trump protes mengapa dirinya tak dimasukkan ke daftar 100 orang paling berpengaruh versi majalah TIME. Ia bahkan sampai meragukan kredibilitas majalah tersebut hanya karena tak ada dirinya di dalam daftar.
ADVERTISEMENT
Obsesi tersebut juga berlanjut di tahun 2014, ketika Trump menyetujui twit @fackinpeter yang mengatakan bahwa Trump seharusnya menjadi Man of the Year.
Setahun setelahnya, obsesi tersebut masih terus berlanjut. Trump mengoceh setidaknya dua kali: 1) saat ia memuji Bill O’Reilly, presenter talkshow di Fox News, yang mengatakan bahwa Trump seharusnya menerima Person of the Year majalah TIME, dan 2) ketika Trump mengkritik pilihan TIME yang menunjuk kanselir Jerman, Angela Merkel, sebagai Person of the Year 2015, padahal menurutnya sang kanselir telah merusak negara tersebut.
Namun, nada bicara Trump langsung berubah ketika ia terpilih sebagai Person of the Year 2016. Ia bahkan menuliskan sebuah twit bernada pujian kepada majalah TIME dan Financial Times, memuji keputusan dua media tersebut telah memilihnya sebagai orang paling berpengaruh di dunia selama 2016.
ADVERTISEMENT
“Terimakasih untuk Time Magazine dan Financial Times untuk menamai saya 'Person of the Year', sebuah kehormatan luar biasa,” twit Trump pada 15 Desember 2016 yang mendapat 55 ribu like itu.
TIME: Trump Berbohong
Hanya beberapa jam setelah Trump mengaku dihubungi TIME, majalah yang bersangkutan justru menolak semua klaim Trump tersebut. TIME menyebut apa yang dikatakan Trump “tidak benar”, dan menjelaskan bahwa mereka tak pernah menyinggung soal kemungkinan pilihan Person of the Year sampai 6 Desember di setiap tahunnya.
Lebih jauh, Alan Murray, Content Chief Editor dari majalah TIME, bahkan menyebut tak ada kebenaran sama sekali dalam pernyataan yang dikeluarkan Trump lewat akun Twitternya; alias, Trump berbohong.
Hmm, kenapa harus berbohong, sih, Trump?
ADVERTISEMENT