Keinginan Keluarga di Tangerang untuk Mengurus Ais Anak Teroris

15 Mei 2018 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ledakan di Depan Polrestabes Surabaya (Foto: Lolita Claudia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan di Depan Polrestabes Surabaya (Foto: Lolita Claudia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ais, bocah berusia 8 tahun itu kini yatim piatu. Orang tua dan saudaranya tewas dalam aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/5) kemarin.
ADVERTISEMENT
Ais selamat dalam aksi bom bunuh diri karena tubuhnya tidak dililiti bom. Berbeda dengan orang tua dan saudaranya, tubuh mereka hancur akibat ledakan bom yang direkatkan di badan mereka.
Sesaat setelah bom meledak, tubuh Ais terlempar. Dia berdiri dengan lunglai dan tubuh bersimbah darah, segera setelah itu Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya, AKBP Roni Faisal Saiful berlari ke arahnya dan menggendong Ais lalu menjauh dari lokasi.
Lima menit usai diselamatkan Roni, Ais langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur dan hingga saat ini masih mendapat perawatan intensif.
Kisah Ais ini menyentuh naluri warga Tangerang, Zainal Abidin. Dia berniat mengadopsi Ais dan memberikan keluarga baru untuknya.
"Anak itu nggak bersalah, dia korban, ayahnya korban, ibunya juga korban. Korban pencucian otak kalau menurut saya. AIS kan masih kecil, tapi sudah didoktrin untuk melakukan hal-hal seperti itu. Saya ingin mengadopsinya," kata Zainal kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (15/5).
ADVERTISEMENT
Meski Ais anak dari keluarga bomber, Zainal mengaku tidak khawatir. Dia ingin agar masa depan Ais lebih baik dan tidak terpengaruh hal-hal yang radikal.
"Saya tidak takut karena masih kecil jadi masih bisa diberi masukan. Diarahkan ke arah lebih baik," kata pria yang bekerja sebagai pegawai swasta ini.
Bila dia dizinkan mengadopsi, rencananya Ais akan disekolahkan di sekolah formal seperti anak-anak yang lain.
"Nanti kita mau coba sekolahnya di sekolah umum," ucap ayah dua anak ini.