Kekeringan, Ukuran Kentang Goreng di Belgia Mengecil

24 September 2018 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu kedai makanan di Eropa. (Foto: Daniel Chrisendo)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kedai makanan di Eropa. (Foto: Daniel Chrisendo)
ADVERTISEMENT
Musim panas di Eropa tahun ini terjadi lebih panjang dan lebih kering dari pada biasanya. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi produk-produk hasil pertanian, salah satunya adalah kentang.
ADVERTISEMENT
Kentang goreng adalah makanan yang sangat umum ditemukan di Eropa Barat, terutama Belgia tempat makanan tersebut berasal dan telah dinominasikan sebagai UNESCO World Heritage.
Namun tahun ini, kentang goreng yang tersedia di kios-kios akan lebih kecil dan lebih pendek dari pada biasanya.
Selain ukuran yang lebih kecil, jumlah produksi kentang tahun ini juga mengalami penurunan sebesar 25 persen. Penyebab utama kondisi tersebut adalah kekeringan yang melanda Eropa Barat.
Kentang Goreng. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kentang Goreng. (Foto: Thinkstock)
Petani sulit bekerja di tanah yang kering dan tidak bisa melakukan irigasi. Bulan lalu, Belgia telah memohon bantuan dana darurat Uni Eropa untuk membantu petani yang terkena kekeringan.
Biasanya kentang goreng di Belgia memiliki panjang antara 7 sampai 8 sentimeter. Namun tahun ini, panjang kentang goreng akan berkurang antara 2 sampai 3 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Kenaikkan harga juga dapat terjadi di tahun depan jika produksi kentang tetap buruk mengingat gelombang panas akan masih terjadi di tahun mendatang. Selain Belgia, problematika kentang goreng juga terjadi di Inggris, Prancis, Belanda, dan Jerman.
Seporsi kentang crispy yang digoreng di dalam minyak dan disajikan secara panas di dalam sebuah cone kertas biasanya dijual dengan harga 2 sampai 3 Euro. Kentang goreng tersebut dapat dibeli di pinggir jalan atau di pusat-pusat keramaian.
Ada sekitar 5000 kios kentang goreng di negara yang berpopulasi 11 juta orang tersebut. Jumlah ini tidak termasuk tempat-tempat makan dan minum yang juga menjual kentang goreng dalam menu mereka.
Lebih dari 60% masyarakat Belgia memakan kentang goreng setidaknya satu kali dalam satu minggu.
ADVERTISEMENT
Kentang goreng yang dalam Bahasa Inggris disebut french fries ini sering menjadi konflik antara Belgia dan Prancis. Jika Anda sedang berada di sebuah restoran di Brussels, jangan coba-coba mengatakan french fries ketika ingin memesan kentang goreng.
Satu porsi french fries mengandung 270 mg sodium. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Satu porsi french fries mengandung 270 mg sodium. (Foto: Thinkstock)
Karena pelayan dan pemilik restoran akan tersinggung. Di sana kentang goreng hanya disebut fries atau frites saja.
Memang ada perseteruan antara Prancis dan Belgia tentang dari mana sebenarnya kentang goreng berasal. Namun, jurnalis asal Belgia bernama Jo Gérard menemukan sebuah manuskrip yang menjadi bukti bahwa kentang goreng sudah ada di Belgia sejak 1680.
Ketika itu, sungai Meuse yang melewati daerah Namur, Belgia membeku pada musim dingin. Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai biasanya menangkap ikan yang hidup di sungai tersebut dan menggorengnya. Karena tidak tersedianya ikan, merekapun mengganti ikan goreng dengan kentang goreng.
Kentang Goreng (Ilustrasi) (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kentang Goreng (Ilustrasi) (Foto: Pixabay)
Sementara, nama french fries sendiri didapatkan dari tentara-tentara Amerika yang saat itu ada di Belgia ketika Perang Dunia I terjadi. Saat mereka sedang memakan kentang goreng, mereka menyebut makanan tersebut sebagai kentang goreng orang Prancis atau french fries.
ADVERTISEMENT
Mereka menduga bahwa mereka sedang ada di Prancis, bukan di Belgia ketika mereka mendengar orang-orang di sekitar berbicara dengan menggunakan bahasa Prancis. Nyatanya, bahasa utama daerah Belgia bagian selatan adalah bahasa Prancis.