Kekesalan Petrus Digoda Gay Berujung Pembunuhan di Cawang

19 April 2018 6:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sesosok mayat laki-laki bersimbah darah tergeletak di gang sempit bilangan Cawang, Jakarta Timur pada Senin (16/4). Korban yang bernama Ali Rahman belakangan diketahui tewas dengan tujuh luka tusuk.
ADVERTISEMENT
Beberapa jam setelah penemuan mayat Ali, polisi menangkap Petrus Paulus Ualubun di Cikarang Selatan, Jawa Barat. Setelah diperiksa polisi, Petrus mengaku telah membunuh Ali.
Kepada polisi, Petrus mengungkapkan, pembunuhan itu terjadi karena ulah seseorang yang memasukkannya ke dalam grup obrolan Whatsapp komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Belum diketahui siapa yang memasukkan Petrus ke grup itu.
Saat Petrus baru masuk ke grup bernama "Friends Jakarta" pada Jumat (13/4), Ali langsung mengontaknya. Saat itu, Petrus mulai kesal.
"Korban juga pernah meminta pelaku untuk memberikan foto telanjangnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, Selasa (17/4).
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Petrus yang tidak punya kecenderungan menjadi gay, naik pitam dengan permintaan itu. Ditambah Ali disebut sering mengirimkan kata-kata cabul.
ADVERTISEMENT
“Pelaku sakit hati, ia sempat beberapa kali diajak berhubungan intim oleh korban,” ujar Kasatreskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana Marpaung di Mako Polres Jakarta Timur, Jalan Matraman, Rabu (18/4).
Selain itu, Ali beberapa kali mengajak Petrus bertemu. Ajakan itu terlontar beberapa kali.
“Jadi setelah dimasukkan ke grup tersebut, korban menghubungi pelaku, dia ngajak bertemu berkali-kali, awalnya diajak ketemu hari Sabtu dan gagal, kemudian akhirnya Senin mereka bertemu,” kata Sapta.
Sebelum bertemu Ali, Petrus mengujungi rumah temannya yang bernama Alfond Badu terlebih dahulu untuk meminjam sangkur (pisau kecil yang biasa jadi perlengkapan angkatan bersenjata).
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis kasus pembunuhan di Cawang. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Awalnya, Petrus mengaku tidak ingin menghabisi nyawa Ali. Sangkur dia bawa hanya untuk menakuti.
ADVERTISEMENT
“Dia niat awalnya mau memberi pelajaran kepada korban, karena kekesalanya terhadap korban yang sempat meminta foto bugil,” kata Sapta.
Namun, saat bertemu Ali, Petrus gelap mata. Tubuh Ali ditusuk berkali-kali.
Melihat korbannya tersungkur bersimbah darah, Petrus panik. Dia mengembalikan sangkur kepada Alfond dan langsung pergi meninggalkan Jakarta.
"Setelah itu, pelaku mengemas pakaian dan barang-barangnya untuk pergi ke kediaman milik kakaknya di Cikarang Selatan," jelas Sapta.
Hanya saja, upaya Petrus melarikan diri sia-sia. Polisi menangkapnya pada Selasa (17/4) sekitar 06.30 WIB.
Saat ini, Petrus harus mendekam di tahanan Polres Jakarta Timur. Polisi sejauh ini berencana menjeratnya dengan Pasal 388 KUHP tentang pembunuhan. “Untuk Pasal 340 KUHP (pembunuhan berencana), kami belum sampai ke sana," ujar Sapta.
Penemuan mayat di UKI Cawang. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan mayat di UKI Cawang. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT