Kelab Malam Halal Pertama Batal Dibuka di Arab Saudi

14 Juni 2019 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Night Club. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Night Club. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Publik Arab Saudi dikejutkan oleh rencana dibukanya kelab malam pertama di negara itu. Tepatnya, kelab malam berlabel halal itu akan dibuka di pinggir pantai kota Jeddah pada Kamis malam (13/6). Pemerintah Saudi gerak cepat, menutup tempat tersebut sebelum sempat diresmikan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari media Step Feed, kelab malam di Jeddah akan menjadi cabang dari WHITE, tempat hiburan malam yang berpusat di Dubai. Promosi kelab malam ini telah digembar-gemborkan di akun Facebook WHITE Saudi Arabia.
Tidak tanggung-tanggung, untuk artis pembuka kelab ini, WHITE mendatangkan penyanyi tenar asal Amerika Serikat Shaffer Chimere Smith atau Ne-Yo.
Menurut Serge Trad, manajer komunikasi Addmind Hospitality Group, perusahaan pemilik WHITE, kelab malam di Jeddah akan dibuka musiman sebagai bagian dari festival Jeddah Season. Selain di Dubai, WHITE juga punya cabang di Beirut, Lebanon.
Kelab malam pertama di Saudi ini akan dibuka di wilayah Jeddah Waterfront. Trad mengatakan, berbagai genre musik akan dimainkan di kelab malam tersebut, mulai dari EDM, RnB, hingga hip-hop.
ADVERTISEMENT
Trad menjelaskan, kelab ini terbuka untuk pria dan wanita di atas usia 18 tahun. Ada lantai dansa juga di kelab malam ini. Video-video tempat tersebut yang akan dibuka ramai dibagikan di Twitter.
Namun di tempat ini tidak akan disajikan alkohol, sesuai dengan peraturan ketat Arab Saudi soal miras. Pakaian juga diatur di kelab malam ini, harus "smart-casual". Di tempat ini juga dilarang untuk mengambil foto.
Dalam iklannya, kelab malam Jeddah akan dibuka dari pukul 22.00 hingga 03.00 dengan harga tiket masuk antara 5.00-1.000 riyal Saudi.
Kota Jeddah Foto: REUTERS/Faisal Al Nasser
Reaksi Beragam
Reaksi beragam bermunculan terkait rencana pembukaan kelab malam ini. Sebagian mendukungnya dengan mengatakan bahwa ini adalah bagian dari visi Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam memodernisasi Saudi. Sementara sebagian lainnya mengecamnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip Al-Jazeera, beberapa pengguna Twitter di Saudi menyuarakan penentangan mereka melalui tanda pagar #Disco_in_Jeddah. Menurut mereka, keberadaan kelab malam ini merusak citra Saudi sebagai negara pemilik situs paling suci umat Islam.
"Kami tidak menerima semua acara yang melanggar nilai-nilai, prinsip, dan moral Islam!" ujar seorang pengguna Twitter.
"Ini namanya kemunduran, bukan reformasi Islam. Allah melaknat mereka yang ingin menjauhkan kita dari ajaran agama dengan dalih modernisasi," ujar pengguna Twitter lainnya.
Dilarang Pemerintah Saudi
Pemerintah Saudi melalui Otoritas Hiburan Umum (GEA) mengatakan, mereka menutup tempat itu. GEA dalam pernyataannya di Twitter yang dikutip dari Arab News mengaku kecolongan, karena seharusnya izin tempat tersebut bukanlah kelab malam.
"Berdasarkan informasi yang diperoleh GEA, acara itu melanggar prosedur legal dan peraturan, dan tidak mendapatkan izin," ujar pernyataan GEA.
ADVERTISEMENT
"GEA awalnya mengeluarkan izin untuk acara lain. Penyelenggaranya memanfaatkan perpanjangan izin itu untuk melakukan pelanggaran serius yang tidak bisa diterima ini," lanjut GEA.
Pembatalan dibukanya kelab malam ini juga dikonfirmasi oleh Ne-Yo di akun Instagramnya. Dia mengaku baru tahu acara batal ketika dalam perjalanan ke lokasi.
Menurut Step Feed, dalam beberapa bulan terakhir Saudi telah menutup beberapa tempat hiburan tidak berizin yang tanpa sekat antara pria dan wanita. Akhir tahun lalu, pemerintah Jeddah juga menutup kafe yang mengadakan acara musik yang dihadiri pria dan wanita karena tidak memiliki izin.
Peraturan lebih ketat diterapkan di Mekkah, kota suci tempat Masjidil Haram berada. Pada 2017 lalu, Gubernur Mekkah Pangeran Khaled al-Faisal menyatakan seluruh acara musik, penampilan DJ, atau live band ilegal di kota tersebut.
ADVERTISEMENT