Keluarga Pelaku Teror Christchurch: Brenton Tarrant Pantas Mati

18 Maret 2019 13:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brenton Tarrant, didakwa atas pembunuhan terkait serangan masjid di pengadilan distrik Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Brenton Tarrant, didakwa atas pembunuhan terkait serangan masjid di pengadilan distrik Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Tragedi penembakan di Christchurch pada Jumat (15/3) lalu meninggalkan luka mendalam, termasuk pada keluarga pelaku Brenton Tarrant.
ADVERTISEMENT
Salah seorang sepupu Tarrant, Donna Cox, mengutuk keras kejadian yang dilakukan saudaranya tersebut. Ia menilai pria asal Australia itu pantas mati.
"Dia pantas dihukum mati atas apa yang sudah diperbuatnya dan ia melukai saya ketika saya menyadari bahwa ia adalah saudara saya," kata Cox seperti dikutip dari News.com.au, Senin (18/3).
Brenton Tarrant, yang didakwa melakukan pembunuhan terkait dengan serangan di masjid, dibawa ke ruang sidang di Pengadilan Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters
"Bagi saya seseorang yang sudah mengambil nyawa banyak orang, ia pantas menerima hal yang sama," sambung Cox.
Cox menambahkan, ia tak habis pikir kenapa Tarrant bisa berbuat keji seperti itu. Sebab, Tarrant berasal dari keluarga terhormat.
"Dia datang dari keluarga terhormat. Ibu dan ayahnya dihormati oleh masyarakat di sini," sambung Cox yang diwawancarai di lingkungan tempat Tarrant tumbuh besar di New South Wales.
Personel militer dan polisi berjalan di halaman parkir pengadilan distrik, di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Edgar Su
Terkait aksi Tarrant yang menyebabkan 50 orang kehilangan nyawa, paman Tarrant, Terry Fritzgerald, menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada seluruh keluarga korban.
ADVERTISEMENT
"Kami ucapkan maaf mendalam kepada keluarga korban tewas dan luka. Apa yang sudah dilakukan tidak benar," sebut Fritzgerald.
Permintaan maaf serupa juga disampaikan nenek Tarrant, Marie Fritzgerald. Perempuan 81 tahun itu melihat cucunya banyak berubah usai kehilangan sang ayah pada 2010 lalu. Kejadian itu menurut Marie cukup memukul Tarrant.
Bahkan sesaat usai sang ayah meninggal, Tarrant memutuskan untuk pergi ke Eropa.
Senjata yang digunakan oleh Brenton Tarrant. Foto: Dok. Istimewa
"Sejak dia pergi ke luar negeri, anak itu berubah dari yang saya kenal," sebut Marie.
"Dia anak normal, kami berbicara, makan bersama dan merayakan beberapa hari penting, namun sekarang yang ada tinggal kesedihan," ucap Marie.
Aksi penembakan di dua masjid di Christchurch pada Jumat (15/3) tak cuma menewaskan 50 orang, puluhan warga lainnya juga menderita luka.
ADVERTISEMENT
Saat ini Tarrant telah ditahan oleh pihak keamanan Selandia Baru. Oleh pengadilan, dirinya didakwa kasus pembunuhan.