Kembali Kenalkan Permainan Tradisional kepada Anak di Ibu Kota
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai macam permainan tradisional dari banyak daerah. Di antaranya congklak, enggrang, gangsing dan sebagainya. Permainan tradisional awalnya sangat digemari oleh anak-anak khususnya pada generasi 70-90an.
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun 2000, eksistensi permainan tradisional mulai menurun. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat yaitu orang tua mulai membiasakan anak-anaknya bermain melalui gadget.
Munculnya permainan-permainan menarik yang terdapat di dalam gadget semakin mengurangi keinginan anak-anak Indonesia untuk bermain permainan tradisional di ruang terbuka, terutama anak-anak yang tinggal di kota besar seperti Jakarta.
Banyak orang tua mengeluh karena anak-anaknya kecanduan permainan-permainan modern. Sebanyak 70 persen anak-anak di Asia Tenggara lebih suka menghabiskan waktu luang untuk bermain games di perangkat mobile ketimbang bermain permainan tradisional.
Kondisi yang sangat mengkhawatirkan dari dampak anak-anak kecanduan gadget inilah yang mendorong tim Traditional Games Returns (TGR) ingin mengajak anak-anak melestarikan lagi permainan-permainan tradisional yang sudah mulai dilupakan.
ADVERTISEMENT
Mengusung slogan "Lupakan Gadgetmu, Ayo Main di Luar". Slogan ini dimaksudkan agar anak-anak lebih dapat akrab dengan teman daripada menjadi individualis hanya bermain gadget.
Berawal dari ide sederhana akan keprihatinan terhadap anak-anak Indonesia yang hampir tidak mengenal lagi permainan tradisional, komunitas anak muda menggelar kampanye kembali permainan tradisional dengan slogan, "Lupakan Gadgetmu Ayo Main di Luar".
TGR tergabung dari mahasiswa, forum anak, dan fasilitator forum anak yang bertujuan untuk menyosialisasikan permainan tradisional kepada masyarakat, melestarikan permainan tradisional, serta mengembalikan antusiasme anak-anak kembali bermain permainan tradisional. Sekaligus mengimbangi dampak negatif dari gadget yang mulai digemari anak-anak.
TGR mendapatkan dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPP-PA RI), serta Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP). TGR mengenalkan permainan trdisional bertujuan untuk memenuhi hak anak untuk bermain dan memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan kreatif.
ADVERTISEMENT
Sekumpulan mahasiswa ini tak pernah lelah menyosialisasikan mainan tradisional kepada anak-anak. Mereka rutin mengunjungi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Tak jarang mereka terjun langsung ke lokasi korban kebakaran maupun bencana alam untuk memberikan trauma healing kepada anak-anak.