Kemendikbud Ungkap 2 Faktor Penyebab Nilai UN SMA/SMK 2018 Turun

8 Mei 2018 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud tinjau kesiapan UNBK (Foto:  ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud tinjau kesiapan UNBK (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menanggapi maraknya pemberitaan di media bahwa terjadi penurunan nilai UN. Menurutnya, soal-soal UN sudah diperkenalkan kepada peserta didik.
ADVERTISEMENT
“Soal-soal UN yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik. Soal-soal penalaran pada ujian nasional sebetulnya hanya sekitar 10-15 persen dari total semuanya. Ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar kita dengan standar internasional, antara lain seperti standar Program for International Student Assessment (PISA),” jelas Muhadjir dalam keterangannya, Selasa (8/5).
Sementara menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendikbud, Totok Suprayitno, mengatakan bahwa secara umum terjadi penurunan rata-rata nilai UN, terutama untuk mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia.
"Berdasarkan analisis, ada indikasi kuat bahwa penurunan rata-rata nilai UN disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor perubahan norma. Untuk UN 2018, memang dimasukkan beberapa soal dengan standar yang lebih tinggi dibanding UN Tahun 2017. Kesulitan ini tampak dialami oleh siswa-siswa di 50 persen sekolah, ditunjukkan dengan rerata nilai UN yang menurun," kata Totok.
ADVERTISEMENT
"Kedua, pengaruh lebih besar adalah faktor perubahan moda ujian, dari UNKP ke UNBK. Sekolah-sekolah yang semula UNKP dan berubah ke UNBK mengalami penurunan nilai (terkoreksi) sangat signifikan. Sekolah-sekolah dengan indeks integritas rendah (IIUN 2017) secara rerata terkoreksi nilainya (menurun) sebesar 39 poin. Bahkan ada beberapa sekolah yang rerata nilai UN-nya turun hampir 50 poin," lanjut Totok.
Tapi, Totok juga mengataka nilai UN di 50 persen sekolah lainnya justru mengalami kenaikan. Secara agregat faktor kesulitan soal ini tampaknya berpengaruh kecil.
Hasil UN ini kata Totok, selanjutnya akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.
"Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran,” tambah Totok Suprayitno
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, Hamid Muhammad, menjelaskan bahwa sikap kritis siswa dalam menilai soal-soal yang diujikan merupakan sinyal untuk memfasilitasi dan mengarahkan sikap kritis tersebut menjadi kompetensi yang andal.
Hamid menekankan bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan dalam proses asesment adalah menindaklanjuti hasil diagnosisnya. Dia berjanji akan tetap menjadikan hasil diagnosis ini sebagai salah satu acuan dalam pembuatan kebijakan peningkatan proses pembelajaran.
Pendistribusian soal UN SD (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Pendistribusian soal UN SD (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
"Satu hal positif yang perlu dicatat adalah bahwa hasil UN tahun ini semakin memberikan gambaran apa adanya tentang salah satu hasil belajar para siswa. Distorsi-distorsi pengukuran akan capaian siswa makin dapat dikurangi sehingga hasil UN tersebut bisa dijadikan pijakan yang lebih meyakinkan untuk perbaikan kualitas pendidikan ke depan,” tambah Hamid.
ADVERTISEMENT
Sementara Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Bambang Suryadi, menambahkan bahwa penyelenggaraan UN 2018 sudah berjalan dengan baik dan lancar.Hasil pemantauan yang telah dilaksanakan di lapangan menunjukkan bahwa prinsip-prinsip penyenggaraan UN baik UNBK maupun UNKP telah berjalan baik.
“Sebagian besar siswa SMA (93%) dan siswa SMK (98%) telah melaksanakan UNBK, dengan relatif tertib dan lancar. Sebanyak 14,1% SMA, 20,3% MA, dan 12,2% SMK dari sekolah pelaksana UN menyelenggarakan UNBK dengan skema resource sharing,” jelas Bambang.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Moch. Abduh, menerangkan bahwa pada tahun 2018, Indonesia menorehkan sejarah berhasil menyelanggarakan UN Berbasis Komputer kepada hampir 6 juta siswa yang tersebar di 59.467 sekolah. UN tahun 2018 juga menjadi awal mula penggunaan format soal isian singkat.
ADVERTISEMENT
Nada positif juga dikemukakan oleh Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan menjelaskan Dadang Sudiyarto. Ia mengatakan pelaksanaan UNKP Tahun 2018 jenjang SMA/MA dan SMK diikuti oleh 197.606 peserta, yaitu 9 persen siswa SMA/MA dan 2 persen siswa SMK. "Hasil UNKP Tahun 2018 terjadi perbaikan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) dari sekolah yang IIUN rendah naik menjadi IIUN tinggi, yaitu sekitar 40 persen dari sekolah dengan IIUN lebih dari 80 persen. Keadaan ini menunjukkan adanya perbaikan pelaksanaan UNKP," jelasnya.