news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kemenhub Amankan Pelayaran di Perairan Banten dari Kebocoran Pipa Gas

10 Juli 2018 8:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebocoran pipa gas di perairan Banten. (Foto: dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kebocoran pipa gas di perairan Banten. (Foto: dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan menerjunkan Kapal Patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) KNP Trisula untuk mengamankan alur pelayaran di Perairan Banten. Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bojonegara Kant Dicky mengatakan hingga saat ini pihaknya telah melakukan blokade di titik kebocoran pipa gas.
ADVERTISEMENT
"Saat ini UPP Bojonegara beserta instansi terkait fokus melakukan koordinasi dan pengamanan di sekitar perairan dengan melibatkan KNP Trisula dan kapal lainnya untuk melakukan blokade," ujar Kant Dicky lewat keterangannya, Selasa (10/7).
Pengamanan oleh Kemenhub ini menindaklanjuti bocornya pipa gas milik PT China National Offshore Oil Corporation (CNOOC). Dicky mengatakan, pengamanan tersebut perlu dilakukan agar tidak ada kapal yang menyasar ke lokasi kebocoran yang dapat menimbulkan kebakaran hebat di sekitar perairan.
Dicky mengatakan hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti bocornya pipa gas di Perairan Banten tersebut. Namun pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT CNOOC untuk melakukan perbaikan pipa.
"Belum diketahui pasti penyebab bocornya pipa gas tersebut, namun kami mendapat info dari pihak PGN Bojonegara bahwa jalur pipa tersebut milik perusahaan PT. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) dan kemungkinan pihak CNOOC sudah mengetahui ada kebocoran dan sudah menutup Valve," terang Dicky.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini PT CNOOC telah mengerahkan 3 (tiga) unit kapal miliknya dari Pabelokan Kepulauan Seribu ke lokasi, yaitu kapal SV Swiber Venturer, SV Patra Marine dan CB NMS Acelerite. Berdasarkan informasi dari KNP.Trisula di lokasi, semburan air laut sudah menurun baik volume dan ketinggiannya.
"Menurut laporan yang kami terima dari KNP. Trisula bahwa semburan air laut sudah menurun baik volume maupun ketinggiannya dan dinyatakan sudah tidak terlihat lagi adanya semburan air laut ke permukaan," pungkasnya.