Kemenhub Gandeng TNI-Polri Amankan Bantuan untuk Korban Gempa Sulteng

1 Oktober 2018 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan menjalin kerja sama dengan TNI-Polri untuk pengamanan lalu lintas penyaluran bantuan dari Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah. Menhub Budi Karya Sumadi menyebut kerja sama itu perlu dilakukan agar penyaluran bantuan berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah menugaskan Pelindo IV, ASDP, KSOP Pantoloan untuk bekerja sama dengan Polri dan TNI untuk melakukan pengamanan di sana. Dengan adanya kepastian keamanan itu barang-barang (bantuan) itu gampang datang," jelas Menhub di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta usai menghadiri pelantikan gubernur Sumsel, Senin (1/10).
Menhub menjelaskan saat ini Pelabuhan Pantoloan telah bisa dioperasikan secara dengan baik usai terdampak gempa dan tsunami. Ia bahkan menyarankan agar penyaluran bantuan diproritaskan diangkut menggunakan kapal karena kuota bisa lebih banyak.
Kondisi di Bandara Palu, Senin (1/10/2018). (Foto: Dok. Tanggap Bencana Kemensos)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi di Bandara Palu, Senin (1/10/2018). (Foto: Dok. Tanggap Bencana Kemensos)
"Karena di Pantoloan itu masif, bisa 200 ton bahkan 1.000 ton pun bisa. Kalau Roro bisa 20 truk, kalau 20 truk kali 20 ton berarti 300 ton. Jadi mestinya bantuan lewat kapal yang diutamakan, karena massive, besar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Namun selain pengamanan bantuan, Menhub menyebut kerja sama dengan TNI-Polri dijalin untuk mengamankan Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu. Sebab beberapa hari terakhir usai gempa dan tsunami, bandara tersebut dibanjiri masyarakat yang ingin meninggalkan Palu.
"Dari kemarin saya sudah koordinasikan, bahkan dirjen saya masih di sana untuk memastikan mengurangi orang-orang yang di bandara. Karena kapasitas penerbangan dari angkatan udara dan komersial ini kan relatif sedikit," jelasnya.
Sejauh ini, kata dia, penerbangan komersial dari dan menuju Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie sebanyak 12 kali untuk datang dan pergi. Namun karena terbatas, ia menuturkan, bagi masyarakat yang ingin meninggalkan Palu bisa menggunakan kapal melalui Pelabuhan Pantoloan.