Kemlu: Benny Wenda Bertanggung Jawab atas Aksi Kekerasan di Nduga

18 Juli 2019 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda (kedua dari kiri). Foto: Instagram/@bennywenda
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda (kedua dari kiri). Foto: Instagram/@bennywenda
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI mengecam penghargaan yang diberikan oleh Dewan Kota Oxford, Inggris kepada pemimpin United Liberation Movement for West Papua (UlMPW) Benny Wenda.
ADVERTISEMENT
Selain dinilai tidak paham isu separatisme di Papua, penghargaan terkait demokrasi dan perdamaian itu dianggap tidak tepat.
Sebab menurut Kemlu, Wenda adalah orang yang bertanggung jawab atas segala aksi kekerasan bersenjata di Papua.
Plt Jubir Kemlu, Teuku Faizasyah usai Media briefing di Ruang Palapa Kemlu, Jakarta Pusat. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
"Namun yang paling penting adalah statementnya belum lama ini, yang mengagaitkan bahwa dirinya bertanggung jawab terhadap perjuangan politik dan separatisme bersenjata di Papua," kata Plt Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah di Kemlu RI, Jakarta Pusat, Kamis (18/7).
"Dengan demikian ini menjadi satu dasar bahwa dia bertanggung jawab terhadap aksi-aksi kekerasan dan tindakan pelanggaran hukum yang terjadi yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua," kata ujar Faizasyah.
Benny Wenda, Pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Foto: AFP/LEON NEAL
Faizasyah juga mengatakan Wenda juga bertanggung jawab atas kasus pembunuhan keji di Nduga yang terjadi pada Desember 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
"Kasus seperti pembunuhan pekerja konstruksi di Nduga, mau tidak mau dikaitkan dengan apa yang diklaimnya pertanggungjawaban dirinya sebagai pemersatu kegiatan politik dan KKB di Papua," ujar Faizasyah.
Pembunuhan keji di Nduga mewaskan sebanyak 20 orang. Korban tewas terdiri dari 19 pekerja proyek Trans Papua dan 1 prajurit TNI. Pelakunya penembakan adalah KKB.
KKB di Nduga Papua diduga menggunakan senjata hasil rampasan anggota TNI-Polri untuk membunuh 20 orang tersebut.