Kemlu: Masih Banyak WNI Bandel yang Tak Lapor Tinggal di Luar Negeri

29 Agustus 2019 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu RI Duta Besar Dr Andri Hadi SH, LL, M. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu RI Duta Besar Dr Andri Hadi SH, LL, M. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mencatat hingga saat ini jumlah WNI yang tinggal di luar negeri atau Diaspora Indonesia mencapai 2.978.666 orang. Jumlah tersebut bukan angka pasti, Kemlu memperkirakan masih ada lebih banyak lagi WNI yang tinggal di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan pasti, bisa saja 3 juta sekian, kalau ditanya lagi, ada 4 juta sekian. Karena faktanya masih banyak di lapangan (WNI) yang tidak melapor ke kedutaan," kata Dirjen Protokol dan Konsuler Kemlu RI Andri Hadi usai mengisi acara Public Lecture dalam rangkaian acara DiploFest di Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Kamis (29/8).
Ada beberapa hal yang menyebabkan WNI bandel hingga tidak melaporkan keberadaannya di luar negeri. Salah satu contohnya, misalnya, TKI yang berangkat tidak menggunakan penyedia jasa yang sesuai dengan prosedur.
"Ini yang membuat kita sulit mendeteksi dan mendapat angka pasti Diaspora kita," ujar Andri.
Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu RI Duta Besar Dr Andri Hadi SH, LL, M. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Andri memberi contoh WNI membandel lainnya lewat kasus 'umrah sendal'. Yakni warga Indonesia yang berangkat dengan niatan menjalankan umrah, namun setelah selesai beribadah, mereka membuang paspornya untuk lanjut bekerja di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Yang seperti ini banyak terjadi. Kemudian ketika pemerintah sana melakukan pemutihan (penertiban), mereka meminta tolong ke kedutaan supaya dibantu, kan sulit," ujarnya.
Parahnya lagi, terkadang para WNI yang meminta bantuan mengaku bahwa mereka tidak memiliki harta. Sehingga, pemerintah harus mengeluarkan banyak biaya untuk memulangkan mereka.
"Begitu sampai di Tanah Air, gelang emas mereka banyak sekali. Ini mohon maaf, pemerintah memang tidak akan membedakan penanganan, tetapi tolong supaya tertib. Karena itu tidak untuk kita, tetapi perlindungan WNI yang utama," tegasnya.