Kemlu: WNI di Pesawat Ethiopian Airlines yang Jatuh Bekerja di PBB

11 Maret 2019 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evakuasi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: AFP/MICHAEL TEWELDE
zoom-in-whitePerbesar
Evakuasi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302 di dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia. Foto: AFP/MICHAEL TEWELDE
ADVERTISEMENT
Seorang WNI menjadi korban dalam insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines tujuan Nairobi Kenya pada Minggu (11/3) lalu.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menyebut WNI yang jadi korban tewas bekerja di Roma, Italia.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban atas kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa, termasuk di antaranya 1 orang WNI," ucap Arrmanatha Nasir dalam keterangan pers Senin (11/3).
"Kemlu telah mendapatkan konfirmasi bahwa korban WNI adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma Italia dan bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB," sambung dia.
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir, Jumat (15/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
Arrmanatha tidak membeberkan identitas detail dan asal daerah korban. Meski demikian dari pernyataan WFP yang beredar luas, korban asal Indonesia teridentifikasi sebagai Harina Hafitz.
Arrmanatha menambahkan, Duta Besar RI untuk Italia Esti Andayani telah bertemu keluarga korban di Roma untuk menyampaikan duka mendalam.
ADVERTISEMENT
"KBRI Roma akan terus berkordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa dan Kantor WFP Roma untuk pengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga," tutur dia.
Pesawat Ethiopian Airlines ET302 jatuh di Kota Bishoftu, Ethiopia, enam menit setelah lepas landas dari Bandara Bole, Addis Ababa. Pesawat Boeing jenis 737 MAX tersebut mengangkut 149 penumpang dan delapan awak kabin.
Adapun pesawat jenis ini sama dengan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Indonesia, pada Oktober 2018. Peristiwa itu menyebabkan 189 penumpang dan awak tewas.