Kenangan Satu Dekade Bersama Majalah GoGirl!

8 November 2018 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tumpukan ratusan majalah GoGirl! tersimpan rapi dalam kotak merah jambu. Urutannya pun tersusun apik. Mulai dari Januari 2007 hingga cetakan terakhirnya Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari satu dekade, majalah yang lahir tahun 2005 itu menemani masa-masa remaja hingga dewasa Keen Nasyitoh, pelanggan setianya.
Perempuan berusia 28 tahun itu mengenang, demi mendapatkan edisi bulanan majalah GoGirl! dia rela menyisihkan sebagian uang jajannya untuk berlangganan.
"Dulu kan harganya Rp 25 ribu, itu lumayan sih di tahun 2007 jadi harus nabung dulu sebelum beli majalah GoGirl!. Terus akhirnya 'ah langganan aja lebih murah'," ujar Keen Nasyitoh saat ditemui kumparan di kediamannya pada Selasa (6/11).
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Keen, panggilan akrabnya, bercerita, ia lebih menyukai majalah GoGirl! ketimbang majalah remaja lainnya karena kualitas kertas, topik majalah yang menyenangkan, serta hadiah yang terlalu menarik untuk dilewatkan.
ADVERTISEMENT
"Aku paling suka kalau dapat buku jurnal diary biasanya edisi pergantian tahun, bulan Desember dan Januari. Sampai sekarang masih ada disimpan," jelasnya.
Majalah GoGirl! tak dipungkiri selalu jadi bacaan favorit remaja putri yang ingin tampil percaya diri dengan beragam tips seperti make up natural, tren berpakaian, motivasi kepribadian, Do It Yourself (DIY) membuat kerajinan dan surat pembaca yang menambah intim hubungan di antara para pelanggannya.
Keen, anak kedua dari tiga bersaudara ini mengaku, isu Global Warming yang dibacanya di majalah GoGirl! berhasil menyadarkan dirinya soal pentingnya mengurangi pemakaian plastik dalam kehidupan sehari-hari.
"Soal Global Warming ya itu, bahkan GoGirl! sempat nggak pakai plastik saat edisi majalahnya keluar. Untuk mengurangi penggunaan plastik. Jadi tahu aja soal masalah itu," tutur Keen.
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Bagi Keen, majalah bukan hanya tumpukan kertas. Tapi keterkaitan secara fisik antara dirinya sebagai pembaca dengan sebuah karya yang dihasilkan oleh mereka yang ada di balik terbitnya sebuah majalah.
ADVERTISEMENT
"Aku lebih suka majalah, buku, apapun yang fisik seperti ini. Karena ini bisa menyentuh, membacanya juga nyaman. Walaupun ada PDF yang harganya lebih murah, tapi kalau ada majalahnya ya aku tetap pilih beli majalah," kata Keen.
Mengenang Detak Media Cetak. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mengenang Detak Media Cetak. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Keputusan GoGirl! untuk tak lagi menghadirkan edisi cetak diumumkan melalui akun Instagram pribadinya pada 14 Agustus 2018. Tak butuh waktu lama, pengumuman tersebut lantas dibanjiri komentar kehilangan dan curhat pelanggan setia GoGirl!.
"Sedih mengingat banyak sekali haru biru masa remajaku yang dilalui sambil baca gogirl pelan-pelan di pojokan kamar asrama. Maklum, majalah jadi barang yg ga boleh dibawa ke asrama tapi selalu berhasil ku selundupkan diam-diam. Gogirl juga jadi salah satu jembatan buat deket sama adek ku, (aku sodorin dia majalah ini sejak SD dan sampe sekarang dia masih rajin beli) karena dengan baca majalah yang sama kita mulai bisa ngobrol seru. Cita-cita jadi psikolog yang dikit lagi terwujud (aaamiiin) pun karena aku merasa terbantu dengan rubrik self development gogirl yang membantuku di masa-masa itu. Aaah thankyou gogirl. I grow up and change with you!," tulis akun @raihanahrajab.
ADVERTISEMENT
Kabar GoGirl! yang tak lagi menerbitkan edisi cetak, sudah dirasakan oleh Keen sejak lama.
"Sebelum dia nggak cetak lagi, aku sempat mengalami yang langganan terbit 2 bulan sekali. Terus udah feeling aja gitu, 'oh ini apa mau nggak cetak lagi'. Ternyata pas lihat pengumumannya benar. Dan nggak kaget sih, cuman ya sedih," ungkap Keen.
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Keen Nasyitoh pelanggan setia gogirl (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Edisi final GoGirl ke-159 itu terlihat berbeda dari edisi-edisi sebelumnya yang menjadikan artis-artis internasional sebagai sampul utama.
Kali ini GoGirl! memilih ilustrasi tangan perempuan berkuku merah dengan posisi telunjuk mengarah ke atas. Mengusung tema 'Unity' di episode terakhirnya, GoGirl! mengajak pembaca untuk mencintai dan berdamai dengan perbedaan.
"We are one. Berkeyakinan dan berbeda bersama. It's Okay to be different. Simple things that unite us"
ADVERTISEMENT
Penggalan kalimat itu tertulis di sampul terdepan majalah GoGirl!, tak ada kalimat perpisahan atau ucapan selamat tinggal di dalamnya.
"Akhirnya! Ini adalah majalah cetak terakhir yang akan kami produksi! Tapi, hei, ini bukan ungkapan selamat tinggal yang penuh air mata dan kesedihan. Kami akan terus hadir dengan cara yang berbeda. Selalu terhubung dengan para Gogirlian di luaran sana, menjadikan kami sebagai tempat berkaryamu, dan berkolaborasi satu sama lain! Ya, ini akan menjadi era baru yang menarik!" tulis Gogirl! dalam keterangan unggahannya.
Perpisahan tersebut memang tak dirayakan oleh GoGirl!, dalam keterangan unggahan foto di Instagramnya, GoGirl! mengisyaratkan hal serupa. Tak boleh ada kesedihan mengiringi cetakan terakhirnya.
Simak cerita nostalgia para penikmat media cetak dalam konten spesial dengan topik Riwayat Media Cetak.
ADVERTISEMENT