news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kepala BKPM: Bitcoin Adalah Inovasi yang Tak Bisa Dihindari

6 Desember 2017 17:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKPM, Thomas Lembong. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKPM, Thomas Lembong. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Fenomena bitcoin diprediksi akan semakin masif pada masa depan. Lonjakan permintaan menyebabkan harga bitcoin bergerak tak wajar. Padahal perhitungan nilai mata uang digital ini hanya ditentukan oleh jumlah pengguna yang ingin menukarnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengungkapkan demam bitcoin sebagai mata uang baru adalah bagian dari sebuah inovasi perkembangan zaman yang tidak bisa dihindari. Dia pun menceritakan saat telepon genggam atau handphone keluar pertama kali, masyarakat protes handphone akan mengganggu telepon konvensional. Pun saat mobil keluar diprotes oleh para kusir kereta kuda.
“Jadi inovasi itu tidak bisa dihindari,” ucapnya dalam Bloomberg The Year Ahead Asia di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (6/12).
Ilustrasi Bitcoin (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
Dia memprediksi, ketidakstabilan nilai tukar bitcoin yang saat ini di atas Rp 150 juta per keping akan berhenti. Sebab demam bitcoin akan mereda dan tidak lagi membuat masyarakat penasaran.
“Waktu pertama kali GSM diciptakan, produknya jelek, tidak bisa diandalkan. Tapi dengan berjalannya waktu jadi lebih stabil. Ini (Bitcoin) masih tahap awal, nanti akan menjadi lebih stabil,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Thomas memandang, mata uang virtual seperti bitcoin ini sebaiknya dirangkul pemerintah dengan menerbitkan aturan khusus. Hal yang sama sudah dilakukan oleh negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang kini sudah mulai melakukan pengaturan kepada industri yang bergerak di mata uang digital terkait dengan standarisasi dan perlindungan bagi para pengguna.
“Inovasi, seperti kata Presiden, itu harus dirangkul, harus dikapitalisasi. Kalau tidak, kita bisa ketinggalan,” tutupnya.