Kepala BNPB: Warga Dibayar Bakar Ladang, Kami Ajak Jadi Anggota Satgas

14 September 2019 14:41 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers BNPB Update Penanganan Karhutla. Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers BNPB Update Penanganan Karhutla. Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sebagian Pulau Kalimantan dan Sumatera hingga kini masih belum bisa dipadamkan. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkapkan penyebab utama karhutla diakibatkan oleh ulah tangan-tangan jahil manusia.
ADVERTISEMENT
“99 persen penyebab kebakaran adalah manusia,” kata Doni saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (14/9).
Hal ini dibuktikan dengan hampir 80 persen lahan yang terbakar kini berubah fungsi menjadi perkebunan. Doni menduga ada oknum yang sengaja membayar orang untuk membakar hutan. Membakar hutan merupakan salah satu cara paling mudah dan murah untuk membuka lahan baru.
Sejumlah kapal terparkir di pelabuhan rakyat sungai Siak ketika kabut asap pekat dampak dari kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Doni meminta agar perilaku ini harus diubah. BNPB juga siap memperkerjakan orang-orang yang selama ini dibayar untuk membakar hutan. Termasuk peladang yang terbiasa membakar lahan untuk buka lahan baru jelang musim hujan.
“Kami BNPB mengatakan kalau ada masyarakat yang dibayar untuk membakar ladang, kami siap menampung mereka,” ujar Doni.
“Kami (akan) pekerjakan sebagai bagian dari satgas pemadaman api. Kita bayar, lebih baik kita membayar rakyat, daripada rakyat dibayar orang lain untuk membakar,” imbuhnya.
Personel TNI dari Kodim 0301 Pekanbaru berusaha memadamkan api yang membakar semak belukar di lahan gambut dengan ranting pohon sebelum datangnya bantuan dari Pemadam dan Manggala Agni di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8). Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Selain itu, ia mengimbau peneliti-peneliti untuk membantu menemukan cara yang lebih murah dan aman untuk pembukaan lahan baru. Sehingga, tidak perlu lagi membakar lahan yang membakar lahan yang berujung merugian banyak pihak.
ADVERTISEMENT
“Silakan carikan (caranya), temukan alat-alat yang ramah lingkungan. Yang bisa dengan murah untuk digunakan masyarakat kita. Buka lahan, buka kebun, tanpa bakar,” tutup Doni.
Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto menyampaikan peladang-peladang yang selama ini membakar lahan agar diberi pelatihan agar tak perlu lagi membakar hutan. Jika pelatihan dari korporasi tak cukup, mereka bisa beralih prodesi menjadi Manggala Agni.
"Tadi dilaporkan banyak peladang yang ekonominya rendah. Kalau bantuan alat enggak ada, dia enggak boleh bakar lahan, ya makin miskin di daerah. Jadi, jalan keluarnya jadi bagian dari Manggala Agni. Jadi dapat insentif, jadi dapat gaji, jadi hidupnya dari situ, pemadam kebakaran," tutur Wiranto, Jumat (13/9).