Kepala BNPT: Mahasiswa Baru Rawan Disusupi Paham Radikal

29 Agustus 2019 17:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menyampaikan kuliah umum mengenai antiradikalisme di Gedung Graha Sanusi, Unpad Dipatiukur, Kamis (29/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menyampaikan kuliah umum mengenai antiradikalisme di Gedung Graha Sanusi, Unpad Dipatiukur, Kamis (29/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran, Dipati Ukur, Bandung. Kuliah umum ini mengangkat tema antiradikalisme.
ADVERTISEMENT
Suhardi menuturkan, para petugas di institusinya telah disebar di berbagai universitas di Indonesia untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya radikalisme. Pemahaman tersebut terutama diberikan kepada mahasiwa baru.
Suhardi menyebut, mahasiswa baru rawan disusupi radikalisme karena masih beradaptasi dengan lingkungannya. Di saat yang sama, kata dia, kelompok radikal telah bersiap diri bahkan memiliki daftar lengkap nama-nama mahasiswa yang tepat untuk didekati.
"Contohnya, mahasiswa baru itu entry point (titik masuk), mereka gagal fokus untuk mencari tempat kosnya, mencari senior baik, dan lain sebagainya. Karena kelompok-kelompok radikal itu sudah pegang tuh daftarnya 'oh, ini masuk Unpad dari Garut', punya daftar dan itu dideketin kita (harus) hati-hati saya ingatkan," kata Suhardi di Gedung Graha Sanusi, Unpad, Kamis (29/8).
ADVERTISEMENT
Dia berharap civitas akademik dapat memberi mentor atau pembimbing yang benar-benar moderat kepada mahasiswa baru. Apabila salah bimbingan, maka mahasiswa baru berpotensi untuk diarahkan pada tindakan-tindakan radikal.
"Begitu salah mentor, dibimbing ke arah kekerasan dan sebagainya," ungkap dia.
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menyampaikan kuliah umum mengenai antiradikalisme di Gedung Graha Sanusi, Unpad Dipatiukur, Kamis (29/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Suhardi menambahkan, radikalisme di perguruan tinggi dapat masuk melalui berbagai ranah. Misalnya, bidang keagamaan hingga teknologi yang menjadi tanda dari modernisasi.
"Tentunya tadi kan ada beberapa tempat, ada tempat ibadah, ada media internet," ujar dia.
Terkait pendidikan antiradikalisme di Unpad, Suhardi mengatakan, penerapannya sudah cukup baik. Menurutnya, pendidikan mengenai Pancasila untuk menangkal radikalisme jangan lagi bersifat seakan mendoktrin, tapi melalui diskusi yang akan menimbulkan empati.
"Unpad ini dalam rangka merajut bagaimana kebhinekaan dengan baik, contohnya pelajaran-pelajaran seperti etika dan masalah Pancasila itu tidak lagi bersifat doktrin, tapi membangun empati bagaimana dengan diskusi mengingat sejarah masa lalu itu akan bermanfaat untuk mereka," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara, Plt Rektor Unpad Prof Rina Indiastuti menuturkan, kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa baru dari seluruh fakultas. Kuliah umum kali ini merupakan rangkaian dari prosesi penerimaan mahasiswa baru Unpad tahun akademik 2019/2020.
Rina mengimbau agar mahasiswa baru Unpad dapat menjaga nama baik almamater dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Kontribusi yang dimaksud misalnya dengan tidak melakukan korupsi dan tidak terpapar paham radikalisme.
"Tampilkanlah sikap dan perilaku baik yang mencerminkan nilai-nilai luhur Unpad serta berusahalah untuk bisa memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat. Unpad dan kita semua berkomitmen menjaga integritas untuk tidak melakukan korupsi serta bersikap anti-radikalisme," ucap Rina.