Kepala BNPT Minta Mendikbud dan Menag Waspadai Anak Terpapar Terorisme

22 Mei 2018 21:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat memimpin rapat terbatas soal Pencegahan dan Penanganan Terorisme, Presiden Joko Widodo meminta agar lembaga pendidikan dibersihkan dari ideologi terorisme.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan pihaknya sudah meminta bantuan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk menangkal ideologi teroris masuk ke anak-anak dan pelajar.
"Sekarangkan anak kecil gampang dimasukin apa yang dikasih akan tergiang-ngiang. Ini yang termasuk karakter bangsa saya ingatkan Yudi Latif (Kepala BPIP) (pendidikan Pancasila) ini harus masuk kurikulum," kata Suhardi Alius di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5).
Selain itu, Suhardi Alius juga mengingatkan agar dalam merekrut guru dan dosen harus hati-hati. Karena semua segmen saat ini sudah disusupi teroris.
"Ini rekruitmen itu harus hati-hati, Menteri Agama saya ingatkan, Mendikbud, Mendikti ini saya ingatkan. Karena sekarang semua segmen dimasuki nih. Makanya saya ingatkan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Suhardi lalu menjelaskan dirinya di setiap kesempatan mengingatkan bahwa ideologi teroris sudah mulai masuk kemana-mana. Saat dirinya memberikan kuliah umum, Suhardi juga mengingatkan soal itu.
Kepala BNPT Suhardi Alius (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPT Suhardi Alius (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Di Jepang itu sampai kelas 2 SD mereka diajarkan manner, etika menghadapi orang tua guru itu masuk nasionalisasi, itu tidak ditinggalkan. Kalau dikasih hanya matematika dan pelajaran lain memang pinter tapi kan mereka tidak punya moral kita," ucap Suhardi Alius.
Sebelumnya, Jokowi ingin agar dilakukan pendekatan soft power terhadap ideologi teroris. Bukan hanya memperkuat program deradikalisasi pada mantan napi teroris saja.
"Tapi juga membersihkan lembaga-lembaga mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, perguruan tinggi, ruang-ruang publik, dan mimbar-mimbar umum dari ajaran-ajaran ideologi terorisme," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
Langkah ini, kata Jokowi, sangat menjadi penting ketika serangan teror sudah mulai melibatkan anggota keluarga seperti yang terjadi di Surabaya pekan lalu.
"Langkah preventif ini menjadi penting ketika kita melihat pada serangan teror bom bunuh diri di Surabaya, Sidoarjo, minggu lalu dan mulai melibatkan keluarga, perempuan, dan anak-anak di bawah umur," jelas Jokowi.