Kepala KUA di Sultra Minta Maaf karena Kritik Pengantin Bercadar

13 Februari 2018 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Permintaan maaf Sainul, Kepala KUA Asera. (Foto: Facebook/Muhammad Ode Wahyu)
zoom-in-whitePerbesar
Permintaan maaf Sainul, Kepala KUA Asera. (Foto: Facebook/Muhammad Ode Wahyu)
ADVERTISEMENT
Sebuah video acara pernikahan ramai dibicarakan di media sosial. Sebabnya, dalam acara tersebut tampak seorang pria yang mengkritik keras busana yang dikenakan mempelai wanita.
ADVERTISEMENT
Belakangan diketahui, pria tersebut bernama Sainul. Dia adalah Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Video tersebut diunggah oleh akun Facebook J Vardan pada Minggu (11/2). Dalam video itu, Sainul berbicara menggunakan pengeras suara mengomentari sang pengantin wanita yang mengenakan cadar. Sainul juga menyebutkan istri-istri dari sejumlah tokoh agama yang tidak mengenakan cadar.
"Karena apa kita ini berada di lingkungan umum, biasa kejadian seperti ini (bercadar) yang tamatan pesantren. Tapi maaf, pesantren 3 hari 3 malam, kajian," ujar Sainul.
Dalam video tersebut, nama kedua pengantin memang sengaja disamarkan. Sementara itu Sainul juga mengatakan bahwa cadar sebaiknya tidak digunakan saat berada di muka umum.
Setelah video tersebut viral, berbagai kecaman langsung datang dari netizen. Mereka menilai Sainul kurang elok membicarakan penampilan mempelai wanita di depan para tamu. Sadar dirinya telah membuat kontroversi, Sainul pun akhirnya meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Sainul membuat sebuah video permintaan maaf terkait tindakannya yang mempersoalkan cadar tersebut. Video itu diunggah oleh akun Facebook Muhammad Ode Wahyu, Senin (12/2).
"Saya Sainul S.Ag, menyampaikan permohonan maaf saya kepada seluruh muslimin dan muslimat yang menyangkut omongan saya di video yang berada di luar kendali dan viral di media sosial," ujar Sainul.
Dalam kesempatan itu, Sainul juga menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya terjadi. Menurut Sainul kejadian itu diawali oleh permintaan dari mempelai perempuan yang tetap menginginkan memakai cadar, sementara dari pihak laki-laki tidak menginginkan penggunaan cadar.
"Sejujurnya saat itu saya tidak melarang mengenakan cadar, melainkan hanya menengahi antara keluarga mempelai perempuan dan keluarga mempelai laki-laki, hingga saya larut dalam situasi tersebut apalagi saat itu sampai mengangis kedua orang tua mempelai perempuan," papar Sainul.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku sangat menyesali perkataan dan tindakannya itu. Dirinya memohon maaf atas nama pribadi dan lembaga dalam hal ini KUA Kecamatan Asera kepada masyarakat yang sudah menyaksikan video tersebut.
"Saya atas nama pribadi dan lembaga, memohon dengan sangat, sudilah kiranya mau memaafkan saya. Dan Insya Allah ini akan menjadi pelajaran terbesar bagi saya. Demikian permintaan maaf dari saya, semoga kita mendapat Ridho dari Allah, Amin Ya Robbal Alamin," tutup Sainul.